RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak kembali mengalami penurunan seiring negara-negara OPEC memberikan sinyal akan terus memompa minyak mentah di tengah melimpahnya pasokan global.
Kontrak berjangka turun 0,7 % di New York setelah kemarin naik 1,8 %. Irak, yang merupakan anggota terbesar kedua dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak, akan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan populasi, sedangkan Angola akan mengekspor paling besar dalam 4 tahun terakhir selama bulan Oktober, menurut sebuah loading program awal yang diperoleh Bloomberg.
Minyak telah jatuh lebih dari 30 % sejak rekor penutupan tahun ini pada bulan Juni di tengah tanda-tanda bahwa produsen akan mempertahankan pasokannya bahkan setelah surplus mendorong harga minyak memasuki fase bearish. Sementara persediaan minyak mentah AS menurut data hari Rabu diproyeksikan menuju penurunan untuk minggu keempat hingga 14 Agustus, persediaan minyak akan tetap lebih dari 90 juta barel di atas rata-rata 5 tahun untuk tahun ini.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan September, yang berakhir pada hari Kamis, turun sebanyak 31 sen ke level $ 42,31 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 42,38 pada pukul 13:16 siang waktu Singapura. Kontrak kemarin naik 75 sen ke level $ 42,62, naik dari penutupan terendahnya dalam 6 tahun terakhir. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 15 % di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak yang lebih aktif pada bulan Oktober turun sebesar 24 sen. (knc)
Sumber : Bloomberg







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.