Rabu, 21 Oktober 2015

Data Perdagangan Picu Spekulasi Stimulus, Saham Jepang Ditutup Menguat


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Saham Jepang ditutup naik untuk hari kedua, dengan indeks Topix ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari tujuh pekan terakhir, ditengah spekulasi yang tumbuh bahwa bank sentral akan meningkatkan pelonggaran moneternya setelah data perdagangan yang lebih lemah dari perkiraan.

Saham eksportir seperti Toyota Motor Corp, Sony Corp dan Honda Motor Co naik karena yen melemah untuk hari kelima. Yaskawa Electric Corp melonjak 10% setelah produsen industri-robot melaporkan laba kuartal kedua yang mengalahkan perkiraan analis. Idemitsu Kosan Co turun 0,7% setelah kilang minyak tiba-tiba melaporkan kerugian pada operasi awal untuk enam bulan hingga September.

Topix naik 1,8% menjadi 1,526.81 di Tokyo ditutup pada level tertinggi sejak 31 Agustus, dengan semua 33 kelompok industri  naik. Nikkei 225 Stock Average naik 1,9% menjadi 18,554.28. Yen melemah 0,1% menjadi 119,99 per dolar. Ekspor Jepang tumbuh di laju paling lambat dalam lebih dari setahun terakhir pada bulan September dan impor merosot, data menunjukkan pada Rabu. Laporan perdagangan merupakan salah satu indikator ekonomi yang paling penting sebelum pertemuan Bank of Japan pada 30 Oktober untuk mempertimbangkan apakah jepang membutuhkan lebih banyak stimulus moneter untuk memicu inflasi dan pertumbuhan ekonomi.(yds)

Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.