Kamis, 22 Desember 2016

Harga Minyak Beranjak Longsor, Ditutup Anjlok di Sesi AS

RIFANFINANCINDO - Harga minyak ditutup jatuh pada Rabu dini hari di sesi AS, karena pedagang mencatat pertumbuhan stok AS. Janji pemotongan produksi OPEC telah mendorong pasar selama beberapa minggu ini, dan produsen AS meresponsnya.

Harga minyak mentah menetap di $52,49, anjlok 1,5%. Volume perdagangan turun secara signifikan.

Stok minyak mentah AS naik 2,3 juta barel untuk pekan yang berakhir 16 Desember menurut laporan hari ini, dirilis oleh Departemen Administrasi Informasi Energi Energi (EIA) AS di Washington DC.

Ini merupakan kenaikan pertama persediaan dalam hampir enam minggu, kata Departemen Energi itu.

Stok bensin dan persediaan produk sulingan keduanya jatuh, EIA menunjukkan.

Para analis mengatakan laporan EIA tidak mengejutkan, Dampak psikologi perdagangan pasar saat ini sangat minim.

Laporan pemerintah berbeda dalam ekspektasinya, apalagi optimis, dari penelitian American Petroleum Institute, baru dirilis kemarin.

Harga minyak Brent diperdagangkan pada $54,54 per barel, turun 81 sen per barel.

Sebuah laporan dari bank Societe General yang berbasis di Paris mengindikasikan bahwa pengurangan produksi minyak oleh negara-negara OPEC dan Rusia, antara lain, akan mendorong harga minyak ke kisaran $60 selama tahun 2017.

Produksi minyak Rusia lebih tinggi di tahun ini dibandingkan tahun lalu, tapi akan menurun mulai 1 Januari 2017.



Emas Ditutup Jeblok, Pasar Tunggu Dow di 20.000 


Harga emas berjuang mati-matian untuk menetap lebih tinggi, tapi ditutup melemah untuk hari Rabu akibat greenback yang mundur dari rekor 14 tahun. Emas untuk pengiriman Februari, berakhir turun 40 sen, penurunan kurang dari 0,1%, di $1,133.20 per troy ons.

Kabar buruk itu menyusul hasil yang mengecewakan kemarin ketika logam mulia mengalami penurunan lain, hilangnya 0,8%. Harga emas masih melemah setelah DJIA juga turun, mencoba untuk mencapai puncak tertinggi 20.000. Pasar ditutup dalam rekor pada hari Selasa, dan tertinggi baru bagi ekuitas mengurangi keinginan berinvestasi di logam mulia, yang dipandang sebagai safe haven.

Komoditas itu telah jatuh 3,2% sepanjang bulan ini, ditekan oleh dolar yang mendaki dan suku bunga yang baru diangkat. Peningkatan greenback membuat logam tersebut lebih mahal bagi pemilik mata uang lainnya. Kenaikan imbal hasil membuatnya sedikit lebih menarik untuk berinvestasi dalam aset yang membayar bunga, di mana emas tidak bisa.

Dolar pada hari Rabu juga kehilangan pijakan terhadap banyak mata uang utama lainnya. Indeks Dolar, berkurang 0,3% ke 102,97. Indeks ini mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah enam mata uang lain.
Dengan beberapa hari perdagangan tersisa di tahun 2016, emas tampaknya menuju keuntungan 6% selama tahun ini, menurut analis pasar. 

( id.investing.com )





0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.