Rabu, 18 Januari 2017

IHSG Melaju 21 Poin

PT RIFAN FINANCINDO -  Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini langsung melaju cukup tinggi. Pergerakan IHSG mengikuti gerak Wall Street yang menguat.

Pantauan Metrotvnews.com, pukul 09.13 WIB, Rabu, 18 Januari, IHSG dibuka menguat 21,013 poin atau setara 0,399 persen ke posisi 5.287. Pada bel pembukaan pagi ini IHSG sempat berada di 5.273.

Volume perdagangan pagi ini dibuka sebanyak 910,2 juta lembar senilai Rp299 miliar. Sebanyak 125 saham menguat, 43 saham melemah, 75 saham stagnan, dan terjadi 16.299 kali frekuensi.

IHSG sempat berada di level tertingginya di 5.289 dan level terendahnya di 5.273. Sementara indeks saham unggulan LQ45 naik 4,34 poin atau setara 0,5 persen menjadi 883 dan indeks acuan syariah JII melemah 3,68 poin menjadi 692.

Pagi ini seluruh sektor mendarat di zona hijau, di antaranya yakni agri, pertambangan, konsumer, dan keuangan.

Saham-saham yang menguat pagi ini di antaranya yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp800 ke Rp63.300, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp325 ke Rp16.925, serta PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat Rp200 ke Rp21.600.

Sedangkan saham-saham yang melemah di antaranya yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) merosot Rp200 ke Rp14.725, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) turun Rp100 menjadi Rp3.200, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) merosot Rp70 ke Rp2.700.


Analis Berharap Rupiah Tidak Ditanggapi Negatif 

Jelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih,‎ Analis Senior Bina Artha Securities Reza Priyambada‎ mengaku, gerak rupiah diharapkan tidak terlalu ditanggapi negatif. Dengan demikian gerak USD dapat kembali stabil, sehingga ruang rupiah dapat kembali melanjutkan penguatan.

"Pergerakan nilai tukar rupiah diharapkan dapat kembali melanjutkan pergerakan positifnya seiring mulai redanya sentimen global," ungkap Reza, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu (18/1/2017).

Menurut Reza, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di kisaran support Rp13.385 per USD, sedangkan resisten di posisi Rp13.330 per USD. "Tetap cermati berbagai sentimen yang akan membuat gerak Rupiah kembali variatif," jelas Reza.

‎Reza menyebutkan, imbas rilis neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan diikuti oleh penilaian estimasi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan akan dapat tumbuh 5,3 persen memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.

"Selain itu ‎kembali naiknya rating ekuitas Indonesia oleh JPMorgan juga memberikan sentimen positif pada nilai tukar rupiah," jelas Reza.

Meski pergerakan GBP cenderung melemah terhadap USD seiring imbas kekhawatiran berlebihan terhadap pidato PM Inggris Theresia May terkait Brexit, tapi pelemahan tersebut mulai berkurang. Karena, pidato tersebut lebih mengedepankan kerja sama yang equal dengan Uni Eropa.

"Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan rupiah untuk dapat menguat kembali. Laju rupiah pun selama perdagangan mampu berada dalam kisaran target support dan resisten kami," pungkas Reza.
 


( metrotvnews.com )


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.