Senin, 30 Januari 2017

Kebijakan Donald Trump Membuat Bursa Asia Tergelincir

PT RIFAN FINANCINDO - Bursa saham Asia tertekan pada perdagangan awal pekan ini seiring presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan pembatasan imigrasi terhadap sejumlah negara. Hal itu memicu kecaman di AS dan negara lain. Sentimen itu menambah kekhawatiran global terhadap kebijakan AS semakin tak terduga.Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,5 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,5 persen. Indeks saham Australia melemah 0,9 persen.Kebijakan presiden Donald Trump tekan menekan laju bursa Asia.


Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif. Perintah yang ditandatangani pada Jumat itu melarang masuk warga dari Suriah, Iran, Irak, Yaman, Sudan, Somalia dan Libya selama 90 hari ke depan.Selain itu, perintah itu menyebabkan penahanan dan deportasi ratusan orang di bandara AS. Trump menilai, tindakannya tersebut untuk menjaga keamanan AS. Sedangkan kritikus menilai kalau tindakannya melanggar hukum AS dan konstitusi.



"Pasar sudah menguat sejak pemilihan presiden AS. Ini waktunya koreksi apalagi melihat harga pasar sekarang sehingga koreksi terjadi wajar. Agenda Trump pun harus terungkap. Sentimen yang ada kombinasi dari kebingungan (kebijakan AS) dan harga koreksi," ujar Direktur Cumberland Advisors David Kotok, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (30/1/2017).Di pasar uang, dolar AS cenderung melemah. Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada awal perdagangan di Asia. Indeks dolar AS melemah 0,2 persen. Yen menguat 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi 114,72. Sedangkan mata uang Swiss franc naik 0,2 persen terhadap dolar AS.


Tekanan yang terjadi terhadap dolar AS dan pasar saham juga lantaran pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal IV 2016. Tercatat pertumbuhan ekonomi AS 1,9 persen, dan ini di bawah harapan pasar sekitar 2,2 persen.Di pasar komoditas, harga emas naik 0,3 persen menjadi US4 1.193,10 per ounce.Meski demikian, sebagian besar bursa Asia libur memperingati Imlek sehingga koreksi terjadi tak terlalu dalam. Bursa China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Malaysia tutup untuk peringati Imlek.Pada pekan ini, pasar akan memantau hasil pertemuan bank sentral AS, data tenaga kerja non pertanian, dan manufaktur.


( liputan6.com )

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.