RIFAN FINANCINDO - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kesiapan sektor energi untuk mendukung pertumbuhan industri tahun depan. Adapun pemerintah menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada tahun depan mencapai 5,67 persen.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur Prahoro Yulianto Nurcahyo mengungkapkan, tahun depan, Kementerian ESDM menargetkan produksi minyak dan gas (migas) mencapai 2 juta barrel per hari (bph). Sebesar 800 ribu bph diantaranya merupakan target produknya minyak yang bakal tercapai, jika laju kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas dipercepat.
"Sementara, produksi gas ditarget akan menyumbang 1,2 juta barrel of oil equivalent (BOE) per day, di mana 63 persen di antaranya akan digunakan di dalam negeri, termasuk untuk industri," ujar Prahoro di Jakarta, Rabu (13/12).
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur Prahoro Yulianto Nurcahyo mengungkapkan, tahun depan, Kementerian ESDM menargetkan produksi minyak dan gas (migas) mencapai 2 juta barrel per hari (bph). Sebesar 800 ribu bph diantaranya merupakan target produknya minyak yang bakal tercapai, jika laju kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas dipercepat.
"Sementara, produksi gas ditarget akan menyumbang 1,2 juta barrel of oil equivalent (BOE) per day, di mana 63 persen di antaranya akan digunakan di dalam negeri, termasuk untuk industri," ujar Prahoro di Jakarta, Rabu (13/12).
Baca Juga :
Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah | PT RIFAN FINANCINDO
Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SOLO
Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | RIFAN FINANCINDO
Rifan Financindo Intensifkan Edukasi | RIFANFINANCINDO
Rifan Financindo Berjangka Incar Kenaikan Nasabah 53% di Jawa Tengah | RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Selain komoditas, pemerintah juga memastikan terjadinya perbaikan infrastruktur sektor migas, misalnya peningkatan jaringan gas (jargas) tahun depan yang mencapai 13.135 km dan jargas kota mencapai 77.880 sambungan rumah.
Terkait ketersediaan listrik, pemerintah menargetkan kapasitas tenaga listrik tahun depan bisa mencapai 63 giga watt (GW) untuk kapasitas pembangkit yang beroperasi, dengan target konsumsi per kapita diharapkan mencapai 1.200 kwh.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan potensi energi setempat untuk meningkat porsi bauran energi dari energi baru terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan target pemanfaatan EBT untuk kelistrikan Indonesia yang mencapai 23 persen di tahun 2025.
Terkait ketersediaan listrik, pemerintah menargetkan kapasitas tenaga listrik tahun depan bisa mencapai 63 giga watt (GW) untuk kapasitas pembangkit yang beroperasi, dengan target konsumsi per kapita diharapkan mencapai 1.200 kwh.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan potensi energi setempat untuk meningkat porsi bauran energi dari energi baru terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan target pemanfaatan EBT untuk kelistrikan Indonesia yang mencapai 23 persen di tahun 2025.
Baca Juga :
Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB | PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan | PT. RIFAN
Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras | RIFAN BERJANGKA
JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya | PT. RIFAN FINANCINDO
RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun | PT RIFANFINANCINDO
PT RFB Gelar Media Workshop | PT RFB
Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK | PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA
Selanjutnya, di sektor baru bara, Prahoro menyebutkan pemerintah terus berupaya mengendalikan produksinya. Tahun depan, target produksi batu bara mencapai 406 juta ton atau turun target tahun ini, 477 juta ton. Sebanyak 32 persen diantaranya diserap untuk kebutuhan dalam negeri seperti listrik dan industri. Sementara sisanya bakal diekspor. ( cnnindonesia.com )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.