Kamis, 11 Januari 2018

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - LMAN Siap Kucurkan Rp67 Triliun untuk Infrastruktur

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) akan menggelontorkan dana dengan total Rp67,05 triliun guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di tahun ini. Penyaluran dana tersebut akan dilakukan bertahap.

Sebelumnya di tahun 2017 pada Batch Pertama, LMAN telah menyalurkan anggaran sebesar Rp11,72 triliun untuk ganti kerugian 17.303 bidang tanah yang tersebar di 27 ruas jalan tol.

Sementara untuk tahun ini terbagi dalam dua tahapan yakni batch kedua dan ketiga. Di batch kedua LMAN akan menyalurkan dana sebesar sebesar Rp32,05 triliun yang nantinya akan digunakan untuk pendanaan 77 proyek yang memerlukan pendanaan lahan.

"Di batch kedua, Kementerian Keuangan telah mengamanatkan dana sebesar Rp32,05 triliun untuk dilakukan pembiayaan proyek baik itu jalan tol, bendungan, infrastruktur kereta api, maupun pelabuhan," terang Direktur LMAN Rahayu Puspitasari di acar ulang tahun LMAN, Jakarta Rabu (10/1).

Selanjutnya untuk batch ketiga yang juga pada tahun ini akan digelontorkan dana sebesar Rp35 triliun untuk percepatan pembangunan infrastruktur.

Kedepannya menurut Rahayu LMAN dan pemangku kepentingan (stakeholder) berencana melakukan pembayaran secara langsung perihal pendanaan lahan kepada pemilik lahan. Hal tersebut dilakukan menurutnya agar tidak mengganggu kondisi keuangan dari Kementerian/Lembaga terkait.

Pada Rabu (9/1), LMAN merayakan ulang tahunnya yang kedua. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ani sapaan akrabnya mengatakan LMAN diminta untuk mengelola aset negara agar produktif dan memiliki nilai tambah.

Ia menambahkan di negara-negara dengan pendapatan tinggi, saat ini asetnya yang bekerja sementara masyarakatnya cukup menikmati hasil dari nilai tambahnya. Sementara di negara dengan pendapatan menengah kebawah, masyarakatnya lah yang bekerja keras sementara asetnya 'tertidur'.

Sri Mulyani pun mengapresiasi karena saat ini aset negara bisa tercatat, terurus, dan terkelola dengan baik. Ia menuturkan perbedaan dahulu, yang mana aset-aset negara tidak memiliki nilai tambah karena tidak terurus bahkan tidak tercatat dalam neraca keuangan.

"Saya sangat mengharapkan bahwa institusi ini menjadi penggerak reformasi untuk menularkan suatu revolusi cara berpikir di dalam mengelola, memiliki, dan memanfaatkan aset di dalam Republik Indonesia," tutur Ani (gir)


Sumber : www.cnnindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.