RIFAN FINANCINDO - Saturnus adalah planet yang paling mencolok di Tata Surya dengan cincin mengitarinya.
Sekarang, para ilmuwan mengatakan, mereka punya teori baru tentang bagaimana planet raksasa gas itu mendapatkan cincin yang jadi ciri khasnya tersebut.
Dikutip dari CNN, Senin (19/9/2022) cincin planet itu kemungkinan berasal dari satelit kuno yang hilang.
Menurut ilmuwan luar angkasa di Massachusett Institute of Technolgy dan University of California, Berkeley, saat ini Saturnus memiliki 82 satelit.
Namun, dahulu kala, tim peneliti menyebut ada satu satelit lagi yang mengorbit Saturnus selama beberapa miliar tahun.
Tetapi, sekitar 160 juta tahun yang lalu, satelit itu menjadi tak stabil dan berayun terlalu dekat dengan Saturnus yang disebut sebagai 'grazing encounter' dan kemudian menghancurkan satelit.
Sementara Saturnus kemungkinan 99 persen menelan satelit, sedangkan sisanya tertahan di orbit, pecah menjadi bongkahan es kecil yang akhirnya membentuk cincin planet.
Penelitian sebelumnya memperkirakan bahwa cincin Saturnus berusia 100 juta, jauh lebih muda dari planet itu sendiri.
"Berbagai penjelasan telah dipaparkan, tetapi tak ada yang benar-benar meyakinkan. Namun, usia muda cincin yang sebelumnya tak dapat dijelaskan dapat dijelaskan dalam skenario kami," ungkap Jack Wisdom, penulis studi ini.
Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Science berdasarkan pada pemodelan komputer menggunakan pengukuran yang dilakukan pada tahun 2017 di akhir misi Cassini NASA, yang menghabiskan 13 tahun menjelajahi Saturnus dan satelit-satelitnya.
Kemiringan Saturnus yang tak biasa
Studi ini juga menyoroti dua fitur Saturnus yang membingungkan. Sebelumnya, para astronom menduga bahwa kemiringan planet sebesar 26,7 derajat berasal dari interaksi gravitasi dengan planet tetangganya, Neptunus.
Tetapi, menurut penelitian, teori satelit yang hilang dapat memberikan penjelasan yang lebih baik.
Kedua planet itu mungkin pernah sinkron, dan hilangnya satelit sudah cukup untuk mengeluarkan Saturnus dari tarikan Neptunus dan membuatnya miring seperti saat ini.
Para ilmuwan juga percaya peristiwa yang sama mungkin telah menyebabkan satelit Saturnus, Titan, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya untuk memulai orbitnya yang aneh.
Studi mencatat Titan dengan cepat keluar dari Saturnus sekitar 11 sentimeter per tahun.
Lebih lanjut, peneliti menamai satelit Saturnus yang hilang itu dengan nama Chrysalis karena mengubah planet bercincin itu.
Penelitian ini mengungkap teori baru mengenai terbentuknya cincin Saturnus, tetapi harus diuji dan diperiksa oleh astronom lain.
Sumber : kompas