RIFAN FINANCINDO - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi semakin melemah pada akhir pekan ini, Jumat (25/8), akibat potensi aksi jual yang semakin tinggi.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, potensi ini terlihat dari peningkatan volume jual pelaku pasar sepanjang perdagangan kemarin. Dengan begitu, peluang IHSG untuk menguat semakin terbatas.
"Animo pelaku pasar masih lebih banyak untuk minat jual dibandingkan beli," terang Reza dalam risetnya, dikutip Kamis (25/8).
Selain itu, indeks juga dipengaruhi sentimen negatif dari global berupa pernyataan Donald Trump yang ingin menghentikan pemerintah jika permintaannya dalam menggunakan anggaran tidak disetujui dalam kongress.
"Kondisi ini berbarengan dengan imbas melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS)," sambungnya.
Hari ini, IHSG diramalkan bergerak dalam rentang support 5.863-5.888. Sementara, level resistance diproyeksi akan berada dalam level 5.907-5.917.
Adapun, Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menilai, tingginya risiko dana asing keluar (capital outflow) akan menjadi kekhawatiran pelaku pasar lokal. Keluarnya asing dari pasar modal dinilai David sebagai bentuk antisipasi dari perbedaan kebijakan Indonesia dan AS.
"Ini untuk mengantisipasi perbedaan kebijakan moneter antara Indonesia dengan AS yang berpotensi menekan rupiah," papar David dalam risetnya.
Dengan demikian, IHSG dipredieksi bakal bergerak bervariasi cenderung koreksi. David memprediksi, indeks akan bergerak pada rentang support 5.870 dan resistance 5.910.
Pada perdagangan kemarin, IHSG melemah setelah menembus rekor terbarunya dalam perdagangan hari sebelumnya. Indeks ditutup ke level 5.894, turun 19,9 poin (0,33 persen).
Pelemahan juga terjadi pada mayoritas indeks saham Wall Street tadi malam. Dow Jones terkoreksi 0,13 persen, S&P500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,21 persen dan 0,11 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, potensi ini terlihat dari peningkatan volume jual pelaku pasar sepanjang perdagangan kemarin. Dengan begitu, peluang IHSG untuk menguat semakin terbatas.
"Animo pelaku pasar masih lebih banyak untuk minat jual dibandingkan beli," terang Reza dalam risetnya, dikutip Kamis (25/8).
Selain itu, indeks juga dipengaruhi sentimen negatif dari global berupa pernyataan Donald Trump yang ingin menghentikan pemerintah jika permintaannya dalam menggunakan anggaran tidak disetujui dalam kongress.
"Kondisi ini berbarengan dengan imbas melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS)," sambungnya.
Hari ini, IHSG diramalkan bergerak dalam rentang support 5.863-5.888. Sementara, level resistance diproyeksi akan berada dalam level 5.907-5.917.
Adapun, Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto menilai, tingginya risiko dana asing keluar (capital outflow) akan menjadi kekhawatiran pelaku pasar lokal. Keluarnya asing dari pasar modal dinilai David sebagai bentuk antisipasi dari perbedaan kebijakan Indonesia dan AS.
"Ini untuk mengantisipasi perbedaan kebijakan moneter antara Indonesia dengan AS yang berpotensi menekan rupiah," papar David dalam risetnya.
Dengan demikian, IHSG dipredieksi bakal bergerak bervariasi cenderung koreksi. David memprediksi, indeks akan bergerak pada rentang support 5.870 dan resistance 5.910.
Pada perdagangan kemarin, IHSG melemah setelah menembus rekor terbarunya dalam perdagangan hari sebelumnya. Indeks ditutup ke level 5.894, turun 19,9 poin (0,33 persen).
Pelemahan juga terjadi pada mayoritas indeks saham Wall Street tadi malam. Dow Jones terkoreksi 0,13 persen, S&P500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,21 persen dan 0,11 persen.
( cnnindonesia.com )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.