Kamis, 24 Agustus 2017

Harga Minyak Naik di Tengah Penurunan Stok dan Potensi Badai

PT RIFAN FINANCINDO -  Harga minyak mentah meningkat pada perdagangan Rabu (23/8) waktu Amerika Serikat setelah persediaan minyak turun dalam delapan pekan berturut-turut. Selain itu, badai yang mendekati Teluk Meksiko juga berpotensi mengganggu produksi minyak dan produk-produk kilang.

Dikutip dari Reuters, persediaan minyak AS turun 3,3 juta barel pada pekan lalu atau lebih sedikit dibanding ekspektasi analis 3,5 juta barel. Selain itu, Energy Information Administration (EIA) mencatat, persediaan minyak berjangka di Cushing, negara bagian Oklahoma, turun 503 ribu barel.

Tak hanya itu, sentimen harga minyak juga dipengaruhi oleh badai Harvey yang diperkirakan berubah dari badai tropis menjadi badai yang makin menguat pada hari Jumat mendatang sesuai ramalan National Hurricane Center.

Hasilnya, harga minyak Brent berjangka ditutup menguat US$0,7 ke angka US$52,57 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$0,58 ke angka US$48,41 per barel.

Meski persediaan tengah turun, pelaku pasar memperhatikan kenaikan produksi dari lapangan Sharara, yang merupakan produsen minyak terbesar di Libya. Sebab, lapangan tersebut sudah beroperasi pada hari Selala lalu setelah sebelumnya pipa minyaknya diblokir oleh kelompok bersenjata dan pekerjanya.

Namun, lapangan Sharara tidak beroperasi lagi pada hari Rabu kemarin setelah beroperasi sekali di hari Selasa. Saat ini, Sharara memiliki produksi 280 ribu barel per hari dan menjadi kunci bagi produksi minyak Libya yang diperkirakan bisa naik hingga ke atas 1 juta barel per hari. ( cnnindonesia.com )


Kamboja Akan Segera Produksi Minyak Sendiri


PT RIFAN FINANCINDO - Kamboja meneken kesepakatan dengan perusahaan asal Singapura, KrisEnergy Ltd untuk mengembangkan ladang minyak lepas pantai yang bisa membuat negara tersebut memproduksi minyak sendiri setelah tertunda bertahun-tahun.

Mengutip CNBC, Kamis (24/8/2017), Kamboja telah berusaha untuk mengembangkan ladang minyak di Teluk Thailand. Beberapa perusahaan pun sudah bersedia untuk berinvestasi di kawasan tersebut.

Kesepakatan antara Kamboja dengan KrisEnergy mencakup wilayah seluas 3.083 kilometer persegi di Teluk Thailand yang dinamakan Blok A. Minyak akan diproduksi dari ladang Apsara di blok tersebut dan produksi bisa diperoleh dalam 24 bulan setelah proyek ini diluncurkan.

"Setelah penandatanganan, kami akan mengumumkan keputusan investasi final dan akan mengirim minyak pertama dalam 24 bulan (atau tahun 2019)," kata Direktur Operasional KrisEnergy Kelvin Tang.

Tang menuturkan, pihaknya tengah mencari mitra untuk berinvestasi pada proyek tersebut. Adapun Kamboja akan menerima sekitar 500 juta dollar AS dari biaya, pajak, dan royalti selama masa proyek.

Menteri Keuangan Kamboja Aun Pornmoniroth mengatakan, area tersebut diestimasikan memproduksi 30 juta barrel dalam periode 9 tahun.

Ia pun menyatakan, Kamboja sudah belajar dari negara-negara lain dan tidak akan lagi ketergantungan dalam hal minyak.

"(Kamboja) tidak akan membiarkan dirinya menjadi ekonomi yang sangat bergantung pada minyak. Kamboja akan menggunakan pendapatan dari minyak untuk membiayai transformasi struktural guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," terang Aun Pornmoniroth.

Dalam kesepakatan itu, KrisEnergy akan menguasai 95 persen kepemilikan ladang minyak tersebut. Sementara itu, sisanya dimiliki pemerintah Kamboja.

KrisEnergy membeli kepemilikan operasional di Blok A yang sebelumnya dimiliki raksasa minyak Chevron pada tahun 2014 seharga 65 juta dollar AS.

Chevron menemukan sumur minyak di sana pada tahun 2004, namun gagal mencapai kesepakatan pengembangan dengan pemerintah Kamboja. ( kompas.co.id )




0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.