RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak mentah West Texas Intermediate(WTI) diperdagangkan mendekati harga terendah dalam dua minggu jelang rilis data pemerintah yang mungkin menandakan kekuatan konsumsi bahan bakar di AS, sebagai pengguna minyak terbesar di dunia. Brent mengalami penurunan di London.
Minyak berjangka sedikit berubah di New York setelah turun 0,7 persen kemarin di tengah kekhawatiran bahwa penutupan kilang Kansas akan mengurangi permintaan minyak mentah. Persediaan bensin mungkin diperluas ke level tertinggi sejak bulan Maret, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data dari Energy Information Administration (EIA) hari ini. Uni Eropa menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dalam membuat Presiden Vladimir Putin untuk mundur dari Ukraina.
WTI untuk pengiriman bulan September berada di level $ 100,96 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun 1 sen, pada pukul 11:25 siang waktu Sydney. Kontrak turun 70 sen menjadi $ 100,97 kemarin, penutupan terendah sejak 15 Juli. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah 29 persen di atas rata-rata 100 hari. Harga telah kehilangan 4,2 persen pada Juli, terbesar dalam sembilan bulan.
Brent untuk pengiriman September turun sebanyak 34 sen, atau 0,3 persen, ke $ 107,38 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah acauan Eropa diperdagangkan lebih besar $ 6,40 dibandingkan WTI. Penyebaran ditutup pada level $ 6,75 kemarin, terluas sejak 4 Juli.
Stok bensin AS diperkirakan telah meningkat sebesar 1 juta barel menjadi 218.9 juta pada pekan lalu, menurut perkiraan rata-rata dalam survei Bloomberg dari 10 analis. Cadangan minyak naik sebesar 60.000 barel, industri yang didanai American Petroleum Institute (API) mengatakan telah melaporkan kemarin.(frk)
Sumber : Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.