Selasa, 25 Agustus 2015

Saham Jepang Balikan Kerugian Pasca Aksi Selloff Terbesar dalam Dua Tahun

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Saham Jepang membalikkan kerugian seiring para investor memburu barang murah pasca aksi jual terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir. Saham Airlines memimpin kenaikan, sementara saham terkait komoditas turun. 


Indeks Topix naik sebesar 1,5 persen ke level 1,502.53 pada istirahat perdagangan di Tokyo, membalikkan kerugian sebanyak sebesar 4,7 persen. Indeks jatuh sebesar 5,9 persen pada Senin kemarin, penurunan terbesar sejak Mei 2013 lalu, mendorong pasar Jepang memasuki wilayah koreksi. Indeks Nikkei 225 Stock Average rebound dengan meningkat sebesar 1,1 persen dari penurunan sebesar 4,3 persen pada awal perdagangan. Yen melemah sebesar 1,4 persen ke level 120,07 per dolar pasca penguatan sebanyak 116,18 semalam di New York. 
 
Volatilitas jatuh di Tokyo untuk pertama kalinya dalam enam hari terakhir, dengan Indeks Volatilitas Nikkei Stock Average turun sebanyak 8,5 persen pasca melonjak sebesar 48 persen pada Senin ke level tertinggi sejak Juli 2013 lalu. Total transaksi pada indeks Topix sebesar 138 persen di atas SMA 30-hari. 

Investor terfokus ke China, yang dipicu gejolak ekuitas global saat ini pada 11 Agustus lalu pasca China mendevaluasi mata uangnya. Indeks Shanghai Composite turun 3,1 persen pada Selasa pasca turun sebesar 8,5 persen pada hari Senin, terbesar sejak 2007 lalu. (izr)
 
Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.