Jumat, 18 September 2015

Harga Minyak Anjlok Setelah Keputusan The Fed

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir sesi pedagangan Kamis waktu setempat melemah. Penundaan kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) menjadi pendorong utama pelemahan tersebut.  

Dilansir dari CNBC, Jumat 18 September 2015, tingginya suku bunga di AS bisa memicu penguatan dolar dan pada akhirnya harga minyak bisa menjadi lebih mahal bagi importir yang menggunakan mata uang lain. Tapi kenyataannya, penundaan tersebut membuat dolar As melemah. 
Harga Minyak Anjlok Setelah Keputusan The Fed

Dolar AS telah melemah 0,3 persen menyusul adanya spekulasi penundaan kenaikan suku bunga itu mencuat di pasar keuangan sebelum The Fed mengumumkan hasil rapatnya. Setelah diumumkan, dolar AS melemah lebih dalam sebesar 0,8 persen terhadap mata uang lain salah satunya mata uang euro. 

Minyak mentah AS turun 25 sen menjadi US$46.90 per barel, sedikit berubah dari harga sebelum pengumuman Fed yang diperdagangkan di kisaran US$46,25 per barel hingga US$ 47,71 per barel. Sementara itu Nort sea Brent turun 50 sen menjadi US$49,25 per barel, setelah sebelumnya diperdagangkan US$50 per barel.  
 
Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) memperkirakan harga minyak akan tumbuh tidak lebih dari US$5 per barel per tahun dan mencapai US$80 pada tahun 2020. Kenaikan tersebut dengan dipicu pengurangan pasokan minyak negara OPEC.
 
Sumber :  http://bisnis.news.viva.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.