Kamis, 12 November 2015

Cadangan AS Melonjak, Harga Minyak Anjlok 2,9 Persen

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak mentah Amerika Serikat turun hampir tiga persen pada perdagangan Rabu waktu setempat. Merespon kekhawatiran para pedagang, bahwa data pemerintah AS akan meningkatkan persediaan minyak mentah yang dimiliki. 
Cadangan AS Melonjak, Harga Minyak Anjlok 2,9 Persen

Dilansir dari CNBC, Kamis, 12 November 2015,  persediaan minyak AS melonjak 6,3 juta barel pekan lalu, terpotret dari kenaikan cadangan di titik pengiriman Chusing, Oklahoma. Data tersebut diungkap oleh American Petroleum Institute pada Selasa lalu. 
Patokan minyak mentah berjangka AS ditutup turun 2,9 persen menjadi US$43,93 per barel. Sedangkan, minyak berjangka Brent turun US1,60 atau 2,4 persen menjadi US$45,8 per barel, mendekati lebel terendahnya pada 27 Agustus seharga US43,70 per barel. 

" Perkiraan kami bahwa WTI (minyak mentah AS) akan kembali ke level terendah pada Agustus lalu seharga US$37,75 per barel telah diperkuat," ujar Konsultan Perminyakan di Chicago Ritterbusch & Associates, Jim Ritterbusch. 

Harga minyak mentah telah jatuh selama enam sesi terakhir di tengah kekhawatiran bertambahnya persediaan minyak AS. Kekhawatiran bahwa produsen minyak lainnya seperti Arab Saudi dan Rusia akan terus membanjiri pasar Internasional, juga ikut membebani pasar. 

(mus)
 
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.