RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Mencermati perkembangan pasar saham global
yang kurang kondusif, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di
akhir pekan ini diprediksi cenderung koreksi.
"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan kisaran 4.430 hingga
4.485," kata David N Sutyanto, analis First Asia Capital, di Jakarta,
Jumat, 13 November 2015.
David menjelaskan, sentimen global yang datang dari Tiongkok di
mana pinjaman baru di Tiongkok per Oktober hanya 513,6 miliar yuan atau
turun 51 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,05 triliun yuan dan
di bawah konsensus ekonom sebelumnya 798,2 miliar yuan.
"Jumlah pinjaman baru Oktober tersebut terendah dalam lima belas
bulan terakhir dan kembali mengkonfirmasi melambatnya perekonomian
negara tersebut," ujarnya.
Selain faktor Tiongkok, pasar emerging market juga
memperhitungkan rencana kenaikan bunga Federal Reserve akhir tahun ini,
mengantisipasi testimoni sejumlah pejabat The Fed tadi malam.
Seperti yang diperkirakan sejumlah pejabat The Fed seperti Presiden
Bank Sentral Negara Bagian St Louis, James Bullard, tadi malam
menyatakan The Fed tidak perlu mempertahankan tingkat bunganya mendekati
nol persen dan ini mengindikasikan kenaikan suku bunga di pertemuan
Desember mendatang.
"Pernyataan ini menekan mata uang emerging market, pasar saham dan harga komoditas. Pelaku pasar cenderung menghindari aset berisiko," tuturnya.
Tadi malam indeks saham di pasar global kembali tertekan. Indeks
Eurostoxx di kawasan Euro melemah 1,76 persen, Di Wall Street indeks
saham utama melemah 1,4 persen.
Koreksi indeks saham tersebut turut dipicu anjloknya harga minyak
mentah yang tadi malam di AS turun hampir tiga persen di US$41,65 per
barel.
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.