RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Pasar saham Asia rebound karena
spekulasi bahwa the Federal Reserve mungkin memilih untuk tidak
menaikkan tingkat suku bunga di sepanjang tahun ini. Hal ini lantaran
melemahnya dolar AS yang memicu rally besar harga minyak.
Mata uang AS menderita kerugian terbesar setelah krisis 1998 dan
2008, membuat posisi bullish pada harga komoditas. Pelemahan ini memang
dibutuhkan komoditas yang tengah terpuruk. Akibat rendahnya dolar AS,
pengiriman minyak naik tidak kurang dari 8 persen, dan mengurangi
tekanan pada saham energi aset risiko.
Melansir Reuters,
Kamis (4/2/2016), Relief di pasar ekuitas membuat indeks MSCI dari
saham Asia Pasifik di luar Jepang, naik 0,9 persen. Investor Jepang,
tampak bahagia dengan penguatan yen terhadap dolar AS. Gubernur Federal Reserve Bank of Presiden New York, William Dudley,
mengatakan bahwa kondisi keuangan yang lebih ketat akan menjadi
pertimbangan pada pertemuan kebijakan berikutnya pada Maret. Dia juga
memperingatkan bahwa kenaikan tajam dalam dolar bisa memiliki
"konsekuensi yang signifikan" bagi perekonomian AS.
Investor pun menilai, The Fed tidak ingin melihat mata uang naik
lebih jauh dan mungkin menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Diperkirakan, tingkat suku bunga yang efektif saat ini adalah 0,38
persen. Di Asia, indeks Nikkei turun 42 poin atau 0,25 persen menjadi 17.151,
indeks Hang Seng naik 234 poin atau 1,23 persen ke 19.226, indeks
Straits Times naik 0,97 persen ke 2.574, dan indeks Shanghai menguat 35
poin atau 1,2 persen ke 2.774.
(mrt)
Sumber : http://economy.okezone.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.