PT RIFAN FINANCINDO - Setelah tergerus di awal pekan, harga minyak sawit mentah menguat
selama dua hari beruntun. Harga crude palm oil (CPO) naik didukung
ekspektasi penurunan produksi Malaysia.
Mengutip Bloomberg,
Rabu (12/10), harga CPO pengiriman Desember 2016 di Malaysia
Derivatives Exchange naik 1,61% ke RM 2.653 per ton. Dalam sepekan
terakhir, harga CPO terangkat 3,79%.
Analis Asia Tradepoint
Futures, Deddy Yusuf Siregar menilai, kenaikan harga CPO mengekor harga
minyak mentah yang bertahan di atas US$ 50 per barel. CPO juga
diuntungkan koreksi kurs ringgit terhadap dollar AS.
Di awal
pekan, CPO sempat turun lantaran cadangan CPO Malaysia naik pertama kali
dalam tiga bulan. Malaysian Palm Oil Board merilis cadangan CPO
September naik 5,7% menjadi 1,55 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya.
Angka ini lebih besar daripada survei Bloomberg, 1,51 juta ton.
Produksi
CPO juga naik 0,8% jadi 1,72 juta ton. Meski naik, cadangan CPO
Malaysia masih berada di level terendah sejak 2007. Selain itu, menurut
data Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia periode 1-10 Oktober
naik 10,8% jadi 421.044 ton dibanding periode sama bulan sebelumnya.
Indonesia
juga berniat mengerek ekspor CPO ke Rusia. Saat ini ekspor ke Rusia
mencapai 600.000 ton per tahun. Permintaan dari India juga meningkat.
Menurut survei Bloomberg, permintaan CPO India di September naik 2,1% ke 800.000 ton.
"Permintaan India biasanya terus naik selama perayaan festival Hindu antara September hingga November," kata dia. Analis
menilai kuatnya permintaan CPO saat ini bisa menjaga harga CPO di atas
RM 2.500 per ton. Deddy memprediksi harga CPO bisa mencapai RM 2.870–RM
3.000 per ton di akhir tahun. Sebab, permintaan CPO masih tinggi.
Harga
CPO dalam tren menguat sejak Agustus akibat El Nino yang menekan
produksi Indonesia dan Malaysia. Thomas Mielke, Direktur Eksekutif Oil
World, memprediksi cadangan CPO tetap rendah meski produksi naik. Hal
ini dapat membawa harga CPO ke RM 3.000 per ton pada kuartal empat tahun
ini.
Tapi, Research and Analyst Monex Investindo Futures Putu
Agus Pransuamitra menilai, penguatan harga CPO cuma bersifat jangka
pendek. Kenaikan harga belum tentu bertahan lama karena ada peluang
produksi CPO naik di awal 2017.
James Fry, Kepala Konsultan
Komoditas di LMC International, memprediksi produksi CPO global naik 4
juta ton di semester I-2017 dan 2 juta ton di semester II-2017. Karena
itu, Putu menilai pelaku pasar akan mengantisipasi peluang kenaikan
produksi di 2017.
CPO berisiko tergerus ke RM 2.480 per ton.
Potensi tekanan harga juga datang dari produksi CPO India. Negara ini
juga tengah mengembangkan lahan kelapa sawit. Ini berpotensi menambah
pasokan CPO global di masa mendatang.
Deddy memprediksi harga
CPO hari ini (13/10) akan menguat di kisaran RM 2.570–RM 2.680 per ton.
Sedang Putu menghitung harga CPO akan naik ke kisaran RM 2.590–RM 2.670
per ton. Sepekan ke depan, harga CPO diprediksi bergerak di rentang RM
2.520–RM 2.700 per ton.
Sumber : http://investasi.kontan.co.id








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.