RIFAN FINANCINDO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih
tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), didorong faktor teknikal selama
perdagangan liburan yang tipis.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik USD8,5 atau
0,68 persen menjadi di USD1.260,4 per ounce.
Volume perdagangan tipis karena bank-bank AS tutup untuk liburan Hari
Columbus. Sebuah penguatan teknikal memberikan dukungan terhadap logam mulia
karena para analis mencatat bahwa emas berjangka naik di atas garis rata-rata
pergerakan 200-hari.
Prospek untuk logam mulia tetap suram bagi para pedagang jangka panjang
karena banyak investor percaya bahwa kenaikan suku bunga AS yang kian dekat,
ekonomi AS yang lebih kuat, dan berkurangnya kekhawatiran atas pemilihan
presiden AS akan mendorong investor menjauh dari aset "safe haven"
logam mulia.
Emas juga dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena indeks dolar AS naik
0,41 persen menjadi 96,93 pada pukul 19.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar
terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar
naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar
menjadi lebih mahal bagi para investor.
Para pedagang sedang menunggu beberapa pidato Fed pada Rabu, bersama dengan
rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari pertemuan bank
sentral AS sebelumnya. Selain itu, klaim pengangguran akan yang dirilis pada
Kamis, dan indeks harga produsen dan laporan penjualan ritel pada Jumat.
Investor percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75
selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas
tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 10 persen
untuk pertemuan November 2016, dan 70 persen pada pertemuan Desember 2016.
Perak untuk pengiriman Desember naik 27,9 sen, atau 1,61 persen ditutup pada
17,659 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2017 naik 2,8
dolar AS, atau 0,29 persen menjadi pada 965,4 dolar AS per ounce.
Sumber : http://economy.okezone.com








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.