RIFAN FINANCINDO - Harga emas mendaki naik di sesi AS pada hari Kamis dengan investor mengawasi risiko politik setelah pemerintahan Trump terlihat menemukan pijakan di dalam dan luar negeri dengan rilis data pekerjaan AS pada akhir minggu ini diharapkan dapat mengatur nada tren pergerakan pasar.
Emas untuk pengiriman April di divisi Comex Bursa Perdagangan New York (NYMEX) naik 0,75% menjadi $1,217,35 per troy ounce. Tembaga berjangka tumbang 0,98% di Comex menjadi $2,685 setelah mogok yang dinanti di tambang perusahaan BHP Billiton (LON:BLT) Escondida di Chile, operasi tambang tembaga terbesar di dunia, setelah pekerja pada Selasa malam waktu setempat menolak tawaran upah perusahaan dan memilih melanjutkan mogok.
Pemogokan itu akan dimulai pada awal hari Jumat waktu setempat, tapi dapat ditunda selama lima hari bila usaha mediasi pemerintah berhasil untuk memberikan sebuah resolusi.
Pada hari Rabu dini hari lalu, Federal Reserve mempertahankan suku bunganya yang diharapkan secara luas pada Rabu malam waktu setempat, tapi optimis terhadap prospek ekonomi dalam menjaga target suku bunga pinjaman acuan pada 0,5% menjadi 0,75% menyusul kenaikan 25 basis poin di bulan Desember.
"Ukuran dari konsumen dan sentimen usaha telah membaik akhir-akhir ini," kata komite dalam pernyataan, menggunakan bahasa baru yang sesuai dengan suara-suara di Wall Street menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden
"Keuntungan pekerjaan masih solid dan tingkat pengangguran tetap berada di dekat level terendah baru-baru ini," kata pernyataan itu, yang mencerminkan hanya perubahan kecil dari bahasa pada pertemuan Desember tahun lalu. ( okezone.com )
Emas untuk pengiriman April di divisi Comex Bursa Perdagangan New York (NYMEX) naik 0,75% menjadi $1,217,35 per troy ounce. Tembaga berjangka tumbang 0,98% di Comex menjadi $2,685 setelah mogok yang dinanti di tambang perusahaan BHP Billiton (LON:BLT) Escondida di Chile, operasi tambang tembaga terbesar di dunia, setelah pekerja pada Selasa malam waktu setempat menolak tawaran upah perusahaan dan memilih melanjutkan mogok.
Pemogokan itu akan dimulai pada awal hari Jumat waktu setempat, tapi dapat ditunda selama lima hari bila usaha mediasi pemerintah berhasil untuk memberikan sebuah resolusi.
Pada hari Rabu dini hari lalu, Federal Reserve mempertahankan suku bunganya yang diharapkan secara luas pada Rabu malam waktu setempat, tapi optimis terhadap prospek ekonomi dalam menjaga target suku bunga pinjaman acuan pada 0,5% menjadi 0,75% menyusul kenaikan 25 basis poin di bulan Desember.
"Ukuran dari konsumen dan sentimen usaha telah membaik akhir-akhir ini," kata komite dalam pernyataan, menggunakan bahasa baru yang sesuai dengan suara-suara di Wall Street menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden
"Keuntungan pekerjaan masih solid dan tingkat pengangguran tetap berada di dekat level terendah baru-baru ini," kata pernyataan itu, yang mencerminkan hanya perubahan kecil dari bahasa pada pertemuan Desember tahun lalu. ( okezone.com )
Pasokan AS Naik Tinggi, Harga Minyak Dunia Kembali Loyo
Harga minyak mentah dunia pada Kamis
kemarin ditutup turun setelah stok minyak di fasilitas penyimpanan
Amerika Serikat meningkat dan tidak bisa diimbangi bukti bahwa
negara-negara pengekspor minyak atau OPEC telah memangkas produksi cukup
besar.
Data Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat mencatat pada
pekan lalu persediaan minyak mentah AS bertambah sebesar 6,5 juta barel
menjadi sebesar 494,76 juta barel. Sehingga kenaikan itu melebihi
ekspektasi analis yaitu sebesar 3,3 juta barel.
Dilansir dari laman Reuters, Jumat, 3 Februari 2017, harga
minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 34 sen menjadi di
US$53,54 per barel, sedangkan minyak Brent turun 23 sen menjadi US$56,57
per barel.
Pelemahan harga minyak dunia pada Kamis kemarin ini ternyata tidak
terlalu dipedulikan oleh para pedagang minyak di pasar, khususnya
terhadap peningkatan ketegangan politik antara Amerika Serikat dan
Iran.
Sebelumnya, baik Brent dan WTI diperdagangkan pada tingkat tertinggi
sejak Januari 2017, di mana para anggota OPEC dan eksportir lainnya
menindaklanjuti perjanjian mereka untuk memangkas produksi untuk
mengurangi banjir pasokan global.
Para negara anggota OPEC dan Rusia telah bersepakat tahun lalu untuk
menurunkan pasokan minyak dunia secara global sebanyak 1,8 juta barel
per hari. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan harga minimal setengah
dari harga di tengah 2014.
Dalam sebuah survei Reuters pada minggu ini menemukan bahwa
sebagian besar produsen minyak telah mengikuti kesepakatan tersebut dan
memiliki tingkat kepatuhan hingga mencapai di atas 80 persen.
Rusia juga telah memangkas produksi minyak pada Januari 2017 sebanyak
100 ribu barel per hari (bph). Bahkan, pada sehari sebelumnya seluruh
anggota OPEC telah melakukan pemotongan sesuai kesepakatan.
( http://bisnis.news.viva.co.id )








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.