PT RIFAN FINANCINDO - Harga minyak mentah dunia bangkit kembali pada perdagangan hari ini, Rabu (3/5/2017), terimbas penurunan persediaan minyak Amerika Serikat (AS). Meski begitu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) masih terus berupa mengurangi produksi dengan harapan dapat memperpanjang batas waktunya.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS meningkat 48 sen atau setara dengan 1% menjadi USD48,14 per barel pada pukul 00.30 GMT. Pada perdagangan kemarin, pasar sempat meluncur 2,4% untuk menjadi yang terendah sejak 21 Maret. Minyak mentah berjangka Brent juga naik 59 sen atau 1,2% ke level USD51,05 per barel.
Saham energi di AS jatuh pekan lalu, seiring penurunan persediaan gasoline dan distillate, hal ini berdasarkan data dari industri kelompok American Petroleum Institute. Stok minyak mentah turun 4,2 juta barel pekan ini yang berakhir pada 28 April menjadi 528,3 juta barel.
Dibandingkan dengan ekspektasi analis, hal itu mengalami penurunan 2,3 juta barel, sedangkan pemerintah AS siap merilis data inventaris pada tengah pekan ini. "Pasokan minyak mentah terus menurun, hal ini terbukti dalam data spot dan forward pasokan kedua," ujar komoditas broker Marex Spectron.
Dia menambahkan permintaan akan tetap kuat, meskipun profitabilitas kilang lebih rendah dan menurutnya mulai terlihat adanya peningkatan tingkat pemanfaatan kapasitas. Produksi OPEC telah berkurang selama empat bulan beruntun di April.
Survei Reuters menemukan kemarin, bahwa eksportir minyak utama seperti Arab Saudi terus menjaga produksi di bawah target ketika negara-negara seperti Nigeria dan Libya juga berkurang produksi lantaran kondisi geopolitik. Di sisi lain pergerakan Brent terus mendekati posisi terendah sejak akhir November, saat OPEC mulai sepakat untuk memotong pasokan. ( sindonews.com )
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS meningkat 48 sen atau setara dengan 1% menjadi USD48,14 per barel pada pukul 00.30 GMT. Pada perdagangan kemarin, pasar sempat meluncur 2,4% untuk menjadi yang terendah sejak 21 Maret. Minyak mentah berjangka Brent juga naik 59 sen atau 1,2% ke level USD51,05 per barel.
Saham energi di AS jatuh pekan lalu, seiring penurunan persediaan gasoline dan distillate, hal ini berdasarkan data dari industri kelompok American Petroleum Institute. Stok minyak mentah turun 4,2 juta barel pekan ini yang berakhir pada 28 April menjadi 528,3 juta barel.
Dibandingkan dengan ekspektasi analis, hal itu mengalami penurunan 2,3 juta barel, sedangkan pemerintah AS siap merilis data inventaris pada tengah pekan ini. "Pasokan minyak mentah terus menurun, hal ini terbukti dalam data spot dan forward pasokan kedua," ujar komoditas broker Marex Spectron.
Dia menambahkan permintaan akan tetap kuat, meskipun profitabilitas kilang lebih rendah dan menurutnya mulai terlihat adanya peningkatan tingkat pemanfaatan kapasitas. Produksi OPEC telah berkurang selama empat bulan beruntun di April.
Survei Reuters menemukan kemarin, bahwa eksportir minyak utama seperti Arab Saudi terus menjaga produksi di bawah target ketika negara-negara seperti Nigeria dan Libya juga berkurang produksi lantaran kondisi geopolitik. Di sisi lain pergerakan Brent terus mendekati posisi terendah sejak akhir November, saat OPEC mulai sepakat untuk memotong pasokan. ( sindonews.com )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.