Kamis, 13 Juli 2017

Harga Emas Menguat Imbas Ketidakpastian Politik AS

RIFANFINANCINDO -  Harga emas mencatatkan kenaikan seiring ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS). Selain itu, pasar juga dipengaruhi testimoni pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen soal kenaikan suku bunga secara bertahap.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 4,4 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.2910,10 per ounce.

Analis memperkirakan, penguatan harga emas didorong adanya gejolak di gedung putih. Hal ini usai rilis email Donald Trump Jr terkait pertemuan dengan pengacara Rusia pada tahun lalu.

Adanya gejolak itu dinilai juga memangkas peluang kebijakan pajak dan infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi yang sebelumnya dijanjikan pemerintah.

"Berita Trump adalah satu-satunya faktor mendukung harga emas," ujar Chintan Karnani, Analis Insignia Consultans seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (13/7/2017).

Ia menuturkan, kenaikan harga emas juga mendorong secara teknikal tidak jatuh di bawah kisaran US$ 1.200. Sebelumnya harga emas sempat turun usai pernyataan Yellen. Namun harga emas menguat.

"Saya perkirakan kenaikan suku bunga pada Oktober jika data tenaga kerja AS laju pertumbuhannya bertahan seperti sekarang," ujar Karnani.

Dalam pidatonya di Capitol Hill, the Federal Reserve terus berharap perubahan ekonomi akan menjamin kenaikan suku bunga secara bertahap. Sentimen itu juga dorong indeks dolar AS naik 0,1 persen.

Adapun kenaikan suku bunga menurunkan harga emas seiring pelaku pasar akan mengalihkan aset investasi ke saham. Tingkat suku bunga yang tinggi juga dapat meningkatkan nilai dolar AS. Ini berlawanan dengan harga emas.

The Federal Reserve diperkirakan menaikkan setidak sekali lagi suku bunga pada 2017. Selain itu the Federal Reserve juga akan mengurangi neraca senilai US$ 4,5 triliun.


Sentimen The Fed Bikin Wall Street Cetak Rekor
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat dengan indeks saham Dow Jones catat rekor tertinggi. Penguatan bursa saham AS ini juga didukung dari testimoni pimpinan bank sentral AS atau The Federal Reserve Janet Yellen menuturkan menaikkan suku bunga secara bertahap.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 123,07 poin atau 0,57 persen ke level 21.532,14. Indeks saham Dow Jones sentuh level tertinggi intraday. Indeks saham S&P 500 menguat 17,72 poin atau 0,73 persen ke level 2.443,25. Indeks saham Nasdaq bertambah 67,87 poin atau 1,1 persen ke level 6.261,17.

Pernyataan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen mempengaruhi pasar. The Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga bertahap. Demikian juga saat mengurangi neracanya. Tingkat suku bunga pun dinilai tidak akan menghambat aktivitas ekonomi.

Investor merespons positif pernyataan Janet Yellen. Hal itu mengurangi kekhawatiran pasar terhadap penurunan inflasi.

"Orang-orang khawatir tentang pernyataan lebih agresif dari Janet Yellen. Ia mengatakan dengan tepat apa yang diharapkan pasar. Itulah mengapa pasar senang dengan hal itu," ujar Chris Zaccarelli, Direktur Cornerstone Financial Partners, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/7/2017).

Sejumlah sektor saham alami penguatan. Indeks saham sektor properti S&P mencatatkan penguatan sekitar 1,3 persen. Didukung indeks saham sektor teknologi yang naik 1,3 persen. Pernyataan the Federal Reserve kurang agresif pun mendorong indeks sektor saham keuangan S&P naik tipis 0,1 persen.

Indeks saham maskapai pun menguat 2,3 persen usai maskapai American Airlines Group Inc melaporkan hasil kinerja yang mengalahkan harapan. saham American Airlines Group Inc menguat 4,2 persen. Saham Delta Air Lines Inc, United Continental Holdings Inc, saham Alaska Air Group Inc, Spirit Airlines Ind dan JetBlue Airways Corp masing-masing menguat satu persen.

Sejumlah perusahaan pun akan merilis kinerja keuangan menjelang akhir pekan ini. Perusahaan itu antara lain JP Morgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup.

Sementara itu, laporan the Federal Reserve terbaru yang menunjukkan ekonomi AS tumbuh secara moderat juga menahan kenaikan bursa saham.

Volume perdagangan saham pun tercatat 6,1 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham selama 20 harian sekitar 6,9 miliar. ( liputan6.com )

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.