Rabu, 16 Oktober 2019

RIFAN FINANCINDO - India tidak ingin patuhi sanksi AS







RIFAN FINANCINDO - India ingin mematuhi sanksi global, termasuk sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Venezuela dan Rusia. Namun India juga perlu mempertahankan kekuatan dan kepentingan strategisnya sendiri.

Pernyataan ini muncul dari Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam sebuah wawancara pada hari Selasa. AS memberlakukan sanksi berat pada industri minyak Venezuela sejak Januari lalu. Langkah ini telah membuat takut beberapa pelanggan global.

Tapi karena sulitnya pasokan minyak mentah jenis heavy oil, perusahaan penyulingan India Reliance Industries Ltd telah membeli minyak mentah Venezuela dari perusahaan Rusia, Rosneft. Reliance Industries akan memulai kembali pengangkutan minyak langsung dari Venezuela setelah jeda empat bulan.

Sitharaman mengatakan, pemerintah India telah menyatakan pandangannya ke AS. "Dalam masalah spesifik yang sangat penting bagi kepentingan strategis India, kami telah menjelaskan kepada AS bahwa India adalah mitra strategis bagi AS dan Anda ingin mitra strategis menjadi kuat dan tidak melemah," kata dia kepada Reuters.

"Kami menghargai kemitraan yang kuat dengan AS, tetapi kami harus sama-sama diizinkan menjadi ekonomi yang kuat," imbuh Sitharaman.

Dana Moneter Internasional menurunkan prospek pertumbuhan India pada tahun 2019 karena permintaan domestik yang lebih lemah dari perkiraan. IMF mengungkapkan, perang dagang AS-Tiongkok akan memangkas pertumbuhan global 2019 ke laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-2009.

Produk domestik bruto India kuartal kedua lalu tumbuh pada laju terlemah sejak 2013. Hal ini memicu harapan stimulus lebih lanjut. "Gejolak global semakin kuat dari hari ke hari," kata Sitharaman.Dia mengatakan, India belum menutup pintu untuk stimulus fiskal lebih lanjut.

India telah berusaha untuk mendorong pertumbuhan domestik melalui paket infrastruktur. Stimulus lainnya adalah program pinjaman baru dari perbankan yang telah mencapai sekitar 80.000 crore atau sekitar Rp 158,73 triliun.


Sumber : kontan

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.