RIFAN FINANCINDO - Harga emas dunia diperkirakan akan berada dalam tekanan memasuki Mei 2020. Harga emas diramal melemah karena sejumlah negara mulai melonggarkan karantina atau lockdown.
Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$1.650—US$1.700 per troy ounce pada pekan ini. Jika melewati rentang tersebut, harga emas diperkirakan akan menentukan tren selanjutnya.
Suluh menuturkan, perkembangan kondisi pasar dapat membuat laju harga emas berbalik arah dan bergerak cenderung menurun. Untuk diketahui, pada pertemuan pekan lalu, bank sentral Amerika Serikat atau The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 0—0,25 persen.
Hal itu menjadi katalis negatif bagi harga emas karena akan menopang penguatan dolar AS.Walhasil, investor diestimasi tidak lagi mengoleksi aset pundi-pundi untuk jangka panjang dan fokus untuk mengumpulkan aset investasi riil.
“Saya melihat harga saat ini sudah cukup jenuh dan harga di atas US$1.700 per troy ounce juga merupakan nilai yang sudah cukup tinggi bagi emas saat ini sehingga aksi jual oleh investor mungkin juga akan terjadi,” ujar Suluh saat dihubungi Bisnis, Jumat (1/5/2020).
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (1/5/2020), harga emas di pasar spot ditutup di level US$1.700,42 per troy ounce, terapresiasi 0,83 persen. Pada 23 April 2020, emas di pasar spot sempat menyentuh level tertingginya US$1.730 per troy ounce.
Sumber : bisnis








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.