Selasa, 01 September 2020

RIFAN FINANCINDO - Ekonom Sebut Belanja Pemerintah Kunci Pertumbuhan Kuartal III

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


RIFAN FINANCINDO -  Ekonom Indef Enny Sri Hartarti memproyeksi Indonesia masuk daftar negara yang terkena resesi pada kuartal III 2020. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode April-Juni 2020 bisa saja lebih buruk dari kuartal II 2020 jika belanja pemerintah semakin melambat.

"Apakah Indonesia akan menghadapi resesi atau tidak resesi? Yang pasti resesi. Kuartal III 2020 lebih buruk atau baik? Kuncinya di efektivitas belanja pemerintah," ucap Enny dalam video conference, Senin (31/8).

Enny menyatakan bila stimulus yang digelontorkan pemerintah tepat sasaran, maka ekonomi Indonesia berpotensi membaik meski masih minus. Begitu sebaliknya, jika insentif yang diberikan ke masyarakat tak tepat sasaran, akibatnya ekonomi domestik bakal lebih parah pada kuartal III 2020.

"Jadi kalau saweran stimulus ini cukup tepat sasaran maka ini yang akan mampu untuk melandaikan (potensi pemburukan ekonomi)," kata Enny.

Sementara, Ekonom Senior Faisal Basri meramalkan ekonomi Indonesia minus 3 persen pada kuartal III 2020. Artinya, ia juga sepakat bahwa Indonesia akan resesi pada periode tersebut.

Ia menyarankan pemerintah sebaiknya tak menghindari resesi. Sebab, penularan virus corona masih terjadi.

Lagi pula, kata Faisal, proses pemulihan ekonomi nasional membutuhkan waktu yang tak sebentar. Artinya, pemerintah akan sulit menghindari resesi pada periode Juli-September 2020.

"Bagi saya, kalau boleh saya sarankan, jangan hindari resesi," jelas Faisal.

Lebih lanjut Faisal menyatakan pemerintah sebaiknya fokus dalam menangani pandemi virus corona di sektor kesehatan, bukan ekonomi. Pasalnya, ekonomi baru akan kembali positif jika kasus corona selesai.

"Jangan target tidak resesi pada kuartal III 2020. Targetnya sampai September 2020 itu benahi virus, sehingga kuartal III 2020 biarkan minus," ucap Faisal.

Sementara, Faisal memprediksi ekonomi akan berakhir di zona negatif jika pemerintah tak bisa menangkal gelombang kedua penularan virus corona. Ia memproyeksi ekonomi domestik berpotensi minus 3,8 persen pada akhir 2020.


Sumber : cnnindonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.