RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Tingkat inflasi Jepang tidak berubah pada bulan Juli setelah melambat di bulan sebelumnya, menyoroti tantangan Gubernur Haruhiko Kuroda dalam mencapai target pertumbuhan harga bank sentral.
Harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik 3,3 persen dari tahun sebelumnya, laju yang sama dengan bulan Juni, kata biro statistik hari ini di Tokyo. Ini cocok dengan proyeksi rata-rata dalam survei Bloomberg News dari 31 ekonom. Dilucuti dari dampak kenaikan pajak penjualan pada bulan April, dengan inflasi sebesar 1,3 persen.
Bank of Japan mengatakan bahwa harga konsumen akan meningkat sekitar 1,25 persen untuk beberapa waktu sebelum dipercepat untuk mencapai tujuan inflasi sebesar 2 persen. Pelemahan inflasi menyusul kontraksi dalam perekonomian di kuartal terakhir dapat meningkatkan tekanan terhadap Kuroda untuk menambah stimulus.
Secara keseluruhan inflasi adalah 3,4 persen dan 2,3 persen tidak termasuk makanan yang mudah rusak dan energi.
Tingkat pengangguran sebesar 3,8 persen dan pengeluaran rumah tangga turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya, menurut data terpisah hari ini.
Konsumsi swasta, yang terdiri dari hampir 60 persen dari perekonomian, turun 5 persen pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya pasca masyarakat mengurangi pengeluaran setelah kenaikan angka 3 persen dalam retribusi penjualan 8 persen di bulan April.
Ekonomi turun 6,8 persen dalam tiga bulan hingga Juni. Hal ini akan tumbuh dengan 2,7 persen tahunan pada periode Juli-September, menurut survei Bloomberg News terhadap para ekonom, sebagai dampak memudarnya pajak yang lebih tinggi.
Inflasi yang dihasilkan oleh pelonggaran BOJ dan pajak penjualan memotong ke dalam daya beli konsumen. Disesuaikan dengan kenaikan harga, pendapatan keseluruhan turun 3,2 persen dari tahun sebelumnya pada bulan Juni, menurut kementerian tenaga kerja.(frk)
Sumber : Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.