RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Senin waktu New York.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa, 4 Agustus 2015,
positifnya rilis data ekonomi AS tak sepenuhnya mendongkrak pasar.
Investor lebih fokus pada penurunan harga minyak, di tengah berita luar
negeri lainnya.
"Gambaran pertumbuhan ekonomi AS tak semuanya menggembirakan," kata John Caruso, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures.
Saham Apple jatuh 2,4 persen menjadi US$118 per saham. Saham Twitter turun 5,6 persen.
Selain penurunan tajam harga minyak dunia, pasar saham AS juga
terbebani oleh data ekonomi China yang menunjukkan perlambatan
pertumbuhan.
Saham sektor energi turun 2 persen memimpin pelemahan indeks S
& P 500. Sementara saham Chevron merosot lebih dari 3 persen,
sedangkan saham Exxon Mobil turun 1,45 persen.
Rilis data ekonomi AS di antaranya, pendapatan perorangan pada Juni
naik 0,4 persen, sedangkan konsumsi perorangan meningkat 0,2 persen,
menjadi kenaikan terkecil dalan empat bulan.
"Sementara data belanja perorangan naik sedikit lebih rendah dari
perkiraan, tetapi masih dalam tren yang lebih tinggi. Data itulah yang
menempatkan bahwa kenaikan suku bunga The Fed dilakukan pada September,"
kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar Rockwell Global Capital.
Belanja konstruksi AS naik 0,1 persen, kenaikan terkecil sejak Januari 2015.
Sebagian besar saham Eropa ditutup lebih tinggi. Namun, indeks
saham Athena, Yunani, ditutup melemah 16 persen. Sebelumnya, indeks
dibuka turun 23 persen pada hari pertama beroperasi setelah tutup selama
lima pekan.
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan di bawah 13.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 91,66 poin (0,52
persen) ke level 17.598,2, dengan saham Chevron yang memimpin pelemahan
saham. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 5,8 (0,28 persen) ke
level 2.098,04, dipimpin oleh saham sektor energi. Adapun indeks Nasdaq
melemah 12,9 poin (0,25 persen) ke level 5.115,38.
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir
mencapai 814 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,4 miliar
unit saham. Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap
mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi turun menjadi 2,15 persen. (mus)
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.