RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Analis First Asia Capital David N Sutyanto mengatakan,
penguatan dolar di pasar global hari ini diperkirakan bakal
membayangi kinerja pasar modal Indonesia. Hal tersebut merupakan
sentimen negatif utama yang harus diwaspadai.
"Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali tertekan dan menguji support (batas bawah) di 4.375," ujarnya pada VIVA.co.id, Jumat, 22 Agustus 2015.
Menurutnya, selain kekhawatiran pasar yang dipicu suramnya prospek perekonomian di kawasan emerging market,
setelah Tiongkok melakukan langkah drastis mendevaluasi mata uang Yuan
pekan lalu. Fenomena repatriasi dolar yang didorong oleh spekulasi
kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun, berdampak buruk
bagi rupiah dan IHSG.
"Penguatan dolar AS juga telah menekan harga sejumlah komoditas
primer yang berakibat buruk bagi saham pertambangan, energi, dan
perkebunan," tuturnya.
Kedua hal tersebutlah yang menyebabkan perekonomian juga mengalami
perlambatan. Sehingga Bank Indonesia (BI) akhirnya harus memberlakukan
kebijakan pengetatan valuta asing (Valas).
Sementara itu, tekanan aksi jual mendominasi seluruh bursa utama
global semalam. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi hingga 2,21
persen di 3353,48. Bursa Wall Street yaitu indeks Dow Jones dan Standar
& Poor'S, masing-masing terkoreksi 2,06 persen dan 2,11 persen di
level 16990,69 dan 2035,73.
"Selain itu juga kemarin data ekonomi seperti penjualan rumah Juli
di Amerika Serikat naik melampaui estimasi mencapai 5,59 juta unit dari
5,45 juta unit angka perkiraan sebelumnya. Aktivitas manufaktur
menunjukkan pertumbuhan tercermin dari indeks Phily Fed Manufacturing Agustus naik ke 8,3 poin di atas estimasi awal 6,9 poin," ujarnya.
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.