Rabu, 12 Agustus 2015

Penurunan Saham Global Seret Saham AS Akibat Devaluasi Yuan

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Saham AS terkoreksi, menyusul kenaikan terbesar ekuitas acuan sejak Mei lalu seiring China mendevaluasi nilai tukar mata uangnya memicu kekhawatiran di pasar global bahwa pertumbuhan ekonomi China terus melambat.

Indeks S&P 500 turun 0.9 persen ke level 2,084.35 puku 16:00 waktu New York, dengan indeks bertahan di atas harga rata-rata selama 200 hari terakhir.


China mendevaluasi yuan sebesar 1,9 persen, terbesar dalam dua dekade terakhir, pasca data bulan ini menunjukkan kinerja ekspor turun tajam, pertumbuhan sektor manufaktur lebih lemah dari perkiraan dan pertumbuhan kredit melambat. Langkah tersebut memberikan sentimen negatif pada pasar global, memicu aksi jual dalam mata uang emerging-market, komoditas, saham produsen kendaraan dan saham barang mewah dengan eksposur ke Cina.
Sebuah reli komoditas dari minyak hingga tembaga membantu indeks S&P 500 melompat sebesar 1,3 persen pada hari Senin. Transaksi mereka sebagian besar berbalik pada hari ini terkait kekhawatiran permintaan dari China, konsumen terbesar energi dan logam dunia, akan memperlambat dan pelemahan yuan akan mengikis daya beli konsumen China. Kekhawatiran yang sama tentang pertumbuhan ekonomi China mengirim indeks turun sebanyak 4 persen bulan lalu dari rekor tertingginya pada bulan Mei lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.