RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak melemah setelah reli terbesarnya dalam satu bulan di New York terkait devaluasi China terhadap mata uangnya dan OPEC menaikkan output ke level tertingginya tiga tahun.
Minyak West Texas Intermediate berjangka turun sebesar 1,8 persen. China, pengguna minyak terbesar kedua di dunia, memangkas suku bunga acuan yuan ke tingkat terbesarnya dalam dua dekade yang memungkinkan penyusutan untuk menanggulangi kemerosotan ekspor. Produksi OPEC naik karena Iran memacu produksi menjadi yang terbesar sejak dijatuhkannya sanksi tahun 2012, menurut laporan bulanan kelompok tersebut.
Minyak telah turun lebih dari 25 persen sejak harga penutupan puncak tahun ini pada bulan Juni lalu. kekhawatiran surplus global yang mendorong minyak mentah ke pasar beruang akan bertahan. Pada bulan Juli lalu Bloomberg Comoditi Index dari 22 bahan baku membukukan penurunan bulanan terbesarnya sejak 2011, melemah terhadap permintaan di China dan memperluas pasokan.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September turun 72 sen menjadi $ 44,24 per barel di New York Mercantile Exchange pada 11:31 pagi waktu London. Kontrak naik sebesar $ 1,09 ke $ 44,96 pada hari Senin kemarin. Volume semua minyak berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 70 persen di atas rata-rata 100 harinya. Harga tersebut telah menurun sekitar 17 persen tahun ini.(mrv)
Sumber: Bloomberg







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.