RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga emas kembali terjatuh pada perdagangan
Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena penguatan nilai tukar dolar
Amerika Serikat (AS) dan juga membaiknya bursa saham. Dua sentimen
tersebut membuat minat investor akan instumen save haven tersebut turun.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (3/9/2015), kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember, ditutup turun 0,5 persen menjadi US$ 1.133,60 ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (3/9/2015), kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember, ditutup turun 0,5 persen menjadi US$ 1.133,60 ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas sempat
reli ke level tertinggi dalam perdagangan satu pekan ini tepatnya pada
perdagangan Selasa kemarin karena kehancuran pasar saham yang membuat
investor lebih memilih memindahkan dananya ke instrumen emas.
Selain itu, sentimen yang membuat harga emas menguat pada perdagangan Selasa tersebut adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan pelemahan ekonomi di China. Selama ini China menjadi salah satu negara yang permintaan akan emasnya cukup tinggi.
Tapi, setelah pasar saham kembali stabil, harga emas kembali tertekan. Indeks S&P 500 kembali menguat ke 1.933 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) juga naik 1,1 persen ke level 16.236.
"Sebenarnya penurunan ini hanya karena kurangnya antusiasme dari pelaku pasar untuk memperdagangkan emas," jelas Analis Pasar Senior Daniels Trading, Chicago, AS, John Payne.
Nilai tukar dolar AS yang menguat terhadap euro, yen Jepang dan beberapa mata uang lainnya juga ikut menekan harga emas. The Wall Street Journal Indeks dollar baru-baru ini naik 0,4 persen pada 88,51. EMas adalah komoditas dengan denominasi dolar AS dan akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ke depan, kepastian mengenai ekonomi China mungkin akan menjadi sentimen positif bagi harga emas yang biasanya hanya dilihat sebagai instrumen save haven. (Gdn/Ndw)
Selain itu, sentimen yang membuat harga emas menguat pada perdagangan Selasa tersebut adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan pelemahan ekonomi di China. Selama ini China menjadi salah satu negara yang permintaan akan emasnya cukup tinggi.
Tapi, setelah pasar saham kembali stabil, harga emas kembali tertekan. Indeks S&P 500 kembali menguat ke 1.933 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) juga naik 1,1 persen ke level 16.236.
"Sebenarnya penurunan ini hanya karena kurangnya antusiasme dari pelaku pasar untuk memperdagangkan emas," jelas Analis Pasar Senior Daniels Trading, Chicago, AS, John Payne.
Nilai tukar dolar AS yang menguat terhadap euro, yen Jepang dan beberapa mata uang lainnya juga ikut menekan harga emas. The Wall Street Journal Indeks dollar baru-baru ini naik 0,4 persen pada 88,51. EMas adalah komoditas dengan denominasi dolar AS dan akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ke depan, kepastian mengenai ekonomi China mungkin akan menjadi sentimen positif bagi harga emas yang biasanya hanya dilihat sebagai instrumen save haven. (Gdn/Ndw)
Sumber : http://bisnis.liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.