RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak
berayun diantara keuntungan dan kerugian di dekat level $ 46 per barel
seiring investor menimbang penurunan perkiraan stok minyak mentah AS
terhadap indeks manufaktur China yang jatuh ke level terendah dalam
lebih dari enam tahun.
Berjangka untuk November di New York
naik sebanyak 0,6 persen dan kehilangan sebanyak 0,3 persen. Persediaan
minyak mentah AS mungkin turun 1,25 juta barel hingga 18 September untuk
penurunan mingguan kedua, survei Bloomberg menunjukkan sebelum laporan
Energy Information Administration. Indeks manufaktur swasta untuk China,
pengguna minyak terbesar kedua di dunia, yakni di angka 47 untuk bulan
September, menunjukkan kontraksi untuk bulan ketujuh dan meleset dari
perkiraan median yakni di angka 47,5 dalam survei Bloomberg.
![]() |
Minyak telah berfluktuasi sejak merosot
di bawah $ 40 per barel bulan lalu menyusul kekhawatiran atas
pertumbuhan China memicu volatilitas di pasar. Harga turun lebih dari 20
persen dari puncak penutupannya tahun ini pada bulan Juni di tengah
spekulasi melimpahnya stok global akan terus terjadi seiring anggota
terkemuka dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mempertahankan
output mereka.
West Texas Intermediate untuk pengiriman
November berada di leve;l $ 46,25 per barel di New York Mercantile
Exchange, turun 11 sen, pada pukul 12:06 siang waktu Sydney. Kontrak
Oktober berakhir pada hari Selasa setelah jatuh 85 sen ke level $ 45,83.
Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 34 persen di
bawah rata-rata 100-hari.
Brent untuk pengiriman November
kehilangan 19 sen, atau 0,4 persen, ke level $ 48,89 per barel di London
berbasis ICE Futures Europe exchange. Acuan Eropa ini diperdagangkan
pada premium dari $ 2,66 untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.