Rabu, 07 Oktober 2015

Dolar Bukukan Penurunan Terpanjangnya Sejak Agustus


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Dolar terjebak dalam penurunan terpanjangnya sejak gejolak pasar pada Agustus lalu karena para pedagang melihat kepada pidato dari para pembuat kebijakan pekan ini sebagai petunjuk bahwa The Fed mungkin akan kehilangan kepercayaan pada ekonomi AS yang dapat menahan peningkatan suku bunga pada tahun ini. 

Greenback melemah terhadap euro, pound dan franc Swiss jelang dijadwalkannya pidato dari pejabat The Fed, termasuk Esther George, John Williams dan James Bullard. Pidato mereka mengikuti laporan tenaga kerja pada Jumat kemarin, yang menunjukkan bahwa tenaga kerja AS bulan lalu lebih rendah dari perkiraan sebagian besar ekonom. Data tersebut akan memimpin para pedagang untuk berspekulasi bahwa para pejabat The Fed akan menunggu sampai 2016 untuk menaikan suku bunganya. Sementara data ekonomi masih dibawah harapan, AS masih mengungguli rekan-rekannya dan perbedaan kebijakan akan membatasi penurunan dolar, katanya. 

Mata uang AS turun 0,8 persen menjadi $ 1,1272 per euro pada pukul 5:00 sore di New York. Atau turun sebesar 0,2 persen menjadi ¥ 120,23. Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang menelusuri mata uang ini terhadap 10 mata uang utama, turun untuk hari keempat. Itu merupakan rentang waktu terpanjang sejak 19-24 Agustus lalu, ketika pasar keuangan sedang tersapu akibat devaluasi China.(mrv)
Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.