Jumat, 09 Oktober 2015

Dolar Tertekan, Rupiah Diharapkan Melanjutkan Penguatan

Dolar Tertekan, Rupiah Diharapkan Melanjutkan Penguatan

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS masih dapat berlanjut jika sentimen yang ada masih cukup mendukung. Apalagi laju indeks dolar cenderung sedang tertekan sehingga diharapkan laju rupiah dapat memanfaatkan kondisi tersebut sehingga tren kenaikan belum akan 'terpatahkan'. 

"Laju Rupiah di atas target resistance (batas atas) Rp 13.950. Kurs dolar di sekitar Rp 14.000-Rp 13.779," ujarnya di Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2015. Meski kemarin nilai tukar rupiah berakhir melemah 0,48 persen atau 66 poin ke level Rp13.887 per dolar AS. Namun, masih adanya imbas positif dari rilis kebijakan ekonomi oleh pemerintah, sehingga membuat laju rupiah masih betah berada di zona hijaunya dan bahkan sedang mencoba mempertahankan tren kenaikannya.

Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar juga turut merespons kebijakan moneter yang telah disampaikan Bank Indonesia di bulan September. Persepsi positif akan hasil dari kebijakan tersebut, paling tidak untuk sementara ini masih dapat memberikan angin segar pada laju rupiah yang sedang mempertahankan pola kenaikannya. "Tapi, tetap harus dapat menyesuaikan dengan riil lapangan dan mencermati sentimen di pasar," katanya. 
 
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.