RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak
mengalami penurunan dan diperdagangkan dibawah level $ 45 per barel
terkait impor minyak mentah turun ke level terendah dalam 5 bulan
terakhir di China, yang merupakan konsumen terbesar kedua di dunia.
Kontrak berjangka
sedikit berubah di New York setelah pekan lalu merosot 4,9 %. Impor
minyak mentah China menurun menjadi sekitar 6.23 juta barel per hari di
bulan Oktober karena melambatnya permintaan dan melimpahnya tangki
penyimpanan, menurut data dari Administrasi Umum yang berbasis di
Beijing Bea yang dirilis hari Minggu. Surplus pasar akan terus berlanjut
selama 5 tahun seiring produsen minyak di Timur Tengah mendorong
produksinya, menurut Mohammed Al-Shatti, perwakilan Kuwait untuk OPEC.
Minyak telah merosot
43 % selama tahun lalu di tengah spekulasi kelebihan pasokan global yang
akan terus bertahan seiring anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak
terus memompa di atas kuota kolektif mereka. Total ekspor dari China,
yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, turun di bulan Oktober
melebihi dari semua perkiraan yang disurvei oleh Bloomberg.
Minyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember berada di level $
44,43 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 14 sen pada pukul
08:37 pagi waktu Hong Kong. Kontrak kehilangan 91 sen atau 2 %, ke level
$ 44,29 pada Jumat lalu, penutupan terendah sejak 27 Oktober. Volume
semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 22 % di atas
rata-rata 100 hari. Brent untuk pengiriman
Desember naik 10 sen ke level $ 47,52 per barel di London berbasis ICE
Futures Europe exchange. Harga minyak jenis Brent turun 4,3 % pada pekan
lalu. Minyak mentah acuan Eropa dengan premi sebesar $ 3,10
dibandingkan minyak mentah WTI. (knc)
Sumber : Bloomberg







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.