RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak
mengalami penurunan mendekati penutupan terendah sejak Agustus lalu
seiring meningkatnya stok yang melebihi dari perkiraan analis, dan
diperburuk karena melimpahnya pasokan global. Kontrak berjangka
sedikit berubah di New York setelah kemarin jatuh 2,8 %. Persediaan
minyak naik 4.220.000 barel pada pekan lalu, menjaga pasokan lebih dari
100 juta barel di atas rata-rata 5 tahun musiman, menurut data dari
Administrasi Informasi Energi. Yang dibandingkan dengan proyeksi sebesar
1,3 juta keuntungan yang disurvei oleh Bloomberg. Surplus dunia berada
pada level tertinggi dalam setidaknya satu dekade terakhir, menurut
OPEC.
Minyak mentah telah
turun sekitar 44 % pada tahun lalu di tengah spekulasi kelebihan pasokan
yang berkepanjangan seiring anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak
terus memompa kuota diatas kolektif mereka. Stok minyak di
negara-negara maju berada di level tertinggi sejak krisis keuangan
global diiringi meningkatnya pasokan pertumbuhan permintaan, kata
kelompok tersebut dalam sebuah laporan. Minyak mentah WTI
untuk pengiriman Desember berada di level $ 41,66 per barel di New York
Mercantile Exchange, turun 9 sen pada pukul 07:58 pagi waktu Hong Kong.
Kontrak kemarin merosot $ 1,18 ke level $ 41,75, yang merupakan
penutupan terendah sejak 26 Agustus lalu. Volume semua berjangka yang
diperdagangkan adalah sekitar 63 % di bawah rata-rata 100-hari. Harga
minyak turun sebesar 6 % selama pekan ini.
Brent untuk pengiriman
Desember, yang berakhir hari Jumat, turun $ 1,75 atau 3,8 %, ke level $
44,06 per barel di ICE Futures yang berbasis di London Europe exchange,
Kamis. Kontrak yang lebih aktif bulan Januari turun $ 1,42 ke level $
45,19. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $
2,31 dibandingkan minyak mentah WTI. (knc)
Sumber : Blooomberg







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.