RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak
mentah turun untuk pertama kalinya dalam empat hari seiring indeks
aktivitas manufaktur mengisyaratkan kontraksi untuk bulan ketiga
berturut-turut di China, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua
di dunia. Futures
mundur sebanyak 0,8 persen di New York setelah maju 4,5 persen pekan
lalu. Indeks pembelian manajer resmi China tetap berada di angka 49,8
pada bulan Oktober, Biro Statistik Nasional mengatakan hari Minggu,
dibandingkan dengan perkiraan 50, garis antara ekspansi dan kontraksi.
Iran resmi akan menginformasikan anggota OPEC lainnya rencana untuk
meningkatkan produksi minyak mentah di pertemuan kelompok pada 4
Desember, Menteri Minyak Bijan Namdar Zanganeh mengatakan dalam sebuah
wawancara dengan kantor berita Mehr.
Minyak
gagal untuk mempertahankan reli di atas $ 50 per barel pada bulan
Oktober di tengah tanda-tanda banjir global akan berkepanjangan seiring
meningkatnya stok menjaga pasokan lebih dari 100 juta barel di atas lima
tahun rat-rataa musiman. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak
terus memompa minyak mentah pada kecepatan yang lebih cepat dari yang
batas kelompok tetapkan untuk dirinya sendiri, dengan produksi berada
didekat level tertinggi sejak 2008. Cina meningkatkan pelonggaran
moneter dengan memotong suku bunga enam kali dalam setahun bulan lalu di
tengah perlambatan ekonomi.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Desember kehilangan sebanyak 38 sen
ke level $ 46,21 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada
di level $ 46,21 pada pukul 08:02 pagi waktu Singapura. Kontrak naik 53
sen menjadi $ 46,59 pada hari Jumat, penutupan tertinggi sejak 16
Oktober Volume semua berjangka yang diperdagangkan yakni sekitar 54
persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga sendiri telah turun 13 persen
tahun ini. Brent
untuk pengiriman Desember turun 18 sen ke level $ 49,38 per barel di
London berbasis ICE Futures Europe exchange. Harga naik 3,3 persen
minggu lalu. Minyak mentah patokan Eropa ini diperdagangkan pada premium
dari $ 3,13 untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg







0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.