Senin, 16 November 2015

Saham Jepang Jatuh Pasca Data PDB seiring Yen Menguat Terkait Serangan Paris


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Saham Jepang jatuh menyusul laporan menunjukkan negara ekonomi terbesar kedua di Asia itu jatuh kembali ke dalam resesi dan yen menguat seieing investor mencari keselamatan aset haven di tengah serangan teroris Paris. 
Indeks Topix kehilangan yang 1,5 persen ke level 1,561.55 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo seiring semua kelompok industri dari 33 yang ada turun. Yen menguat setelah pasar valuta asing dibuka untuk pertama kalinya sejak serangan 13 November di Paris yang menewaskan sedikitnya 129 orang. Data yang dirilis di Tokyo menunjukkan ekonomi Jepang mengalami kontraksi tahunan 0,8 persen pada kuartal ketiga seiring turunnya pengeluaran perusahaan, pasca produk domestik bruto menyusut dengan revisi 0,7 persen dalam tiga bulan sebelumnya. Nikkei 225 Stock Average turun 1,4 persen ke level 19,317.88. Yen naik 0,2 persen ke level 122,36 per dolar. E-mini futures pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,6 persen setelah indeks dasar ini merosot 1,1 persen pada Jumat. 

Kekerasan di salah satu kota Eropa yang paling diawasi dengan ketat ini mungkin meningkatkan kekhawatiran investor tentang prospek ekonomi dan politik global. Dolar sering dibeli di tengah gejolak sebagai mata uang cadangan dunia sementara surplus current account Jepang membuatnya menarik ketika investor mencari keselamatan. (sdm)
Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.