RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak yang diproduksi Amerika Serikat (AS) turun ke bawah US$
27/barel pada perdagangan Rabu, atau yang terendah sejak 2003 lalu.
Pelaku pasar khawatir akan makin melimpahnya pasokan minyak.
Sepanjang awal tahun ini, harga minyak sudah jatuh lebih dari 25%. Kondisi ini menyakitkan untuk produsen minyak dan negara yang menggantungkan pendapatannya dari ekspor minyak.
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan, stok minyak AS meningkat tinggi di atas ekspektasi pada pekan lalu. Stok minyak mentah AS naik 4,6 juta barel menjadi 485,2 juta barel. Perkiraan sejumlah analis, hanya naik 2,8 juta barel.
Venezuela telah mengajukan permintaan untuk diadakan rapat darurat OPEC, membahas penurunan harga tersebut. Namun permintaan itu tampaknya ditolak.
Harga minyak juga jatuh karena ada ekspektasi penambahan pasokan dari Iran, pasca dilepasnya sanksi ekonomi.
"Iran ikut bertarung memperebutkan pangsa pasar di Eropa. Saat ini Eropa diperebutkan juga oleh Arab Saudi, Rusia, dan AS," kata Analis, John Kilduff dilansir dari Reuters, Kamis (21/1/2016).
Harga kontrak berjangka minyak AS untuk pengiriman Februari turun US$ 1.91 (6,7%) ke US$ 26,55/barel. Sementara untuk pengiriman Maret turun 4% menjadi US$ 28,35/barel.
Sementara minyak jenis Brent untuk pengiriman Maret, harganya turun 88 sen (2,7%) menjadi US$ 27,88/barel.
Penurunan harga minyak dunia ini membuat bursa saham dunia berjatuhan.
Sepanjang awal tahun ini, harga minyak sudah jatuh lebih dari 25%. Kondisi ini menyakitkan untuk produsen minyak dan negara yang menggantungkan pendapatannya dari ekspor minyak.
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan, stok minyak AS meningkat tinggi di atas ekspektasi pada pekan lalu. Stok minyak mentah AS naik 4,6 juta barel menjadi 485,2 juta barel. Perkiraan sejumlah analis, hanya naik 2,8 juta barel.
Venezuela telah mengajukan permintaan untuk diadakan rapat darurat OPEC, membahas penurunan harga tersebut. Namun permintaan itu tampaknya ditolak.
Harga minyak juga jatuh karena ada ekspektasi penambahan pasokan dari Iran, pasca dilepasnya sanksi ekonomi.
"Iran ikut bertarung memperebutkan pangsa pasar di Eropa. Saat ini Eropa diperebutkan juga oleh Arab Saudi, Rusia, dan AS," kata Analis, John Kilduff dilansir dari Reuters, Kamis (21/1/2016).
Harga kontrak berjangka minyak AS untuk pengiriman Februari turun US$ 1.91 (6,7%) ke US$ 26,55/barel. Sementara untuk pengiriman Maret turun 4% menjadi US$ 28,35/barel.
Sementara minyak jenis Brent untuk pengiriman Maret, harganya turun 88 sen (2,7%) menjadi US$ 27,88/barel.
Penurunan harga minyak dunia ini membuat bursa saham dunia berjatuhan.
(dnl/dnl)
Sumber : http://finance.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.