Rabu, 03 Februari 2016

Harga Minyak Lanjutkan Penurunannya Hingga USD29,88/Barel

\Harga Minyak Lanjutkan Penurunannya Hingga USD29,88/Barel\

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak memperpanjang penurunan tajam untuk hari kedua pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mengantisipasi kenaikan lagi dalam stok minyak mentah AS, memperburuk kelebihan pasokan global. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun USD1,74 atau 5,5 persen menjadi berakhir pada USD29,88 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini kali pertama WTI ditutup di bawah USD30 sejak 21 Januari.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, turun USD1,52 atau 4,4 persen menjadi menerap di USD32,72 per barel dari tingkat penutupan Senin.
"Indikasi-indikasi menunjuk ke penambahan (stok) cukup tebal besok," kata Matt Smith dari Clipper Datta, mengacu pada laporan mingguan Departemen Energi AS yang dijadwalkan pada Rabu.
Sementara para pedagang memperkirakan lebih banyak berita "bearish" tentang persediaan minyak mentah AS, prospek semacam tindakan terkoordinasi antara Rusia dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPE) untuk memangkas produksi mereka memudar. "Pekan lalu, beberapa pejabat OPEC dan Rusia mengisyaratkan kemungkinan pemotongan produksi terkoordinasi, yang membantu dalam mengangkat harga minyak mentah di atas 34 dolar AS per barel," kata Robbie Fraser dari Schneider Electric.

"Namun, perdagangan minggu ini telah melihat harga minyak mentah berjangka bergerak secara jelas lebih rendah, karena ada kesadaran bahwa upaya Rusia/OPEC untuk mengangkat harga masih menghadapi kendala signifikan." Rusia mengumumkan pada Selasa bahwa pihaknya memproduksi minyak mentah dan kondensat pada rekor tertinggi pasca-Soviet pada Januari sekitar 18,9 juta barel per hari, karena berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Menambah tekanan di pasar adalah prospek suram untuk permintaan minyak global.
"Data ekonomi yang lemah dari Tiongkok dan AS telah memberikan tekanan pada harga. Karena, sektor manufaktur di dua negara konsumen minyak paling penting itu berada dalam resesi, meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan minyak," kata Commerzbank dalam sebuah catatan klien.
(rzy)

Sumber : http://economy.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.