RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak memperpanjang
penurunan tajam untuk hari kedua pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena
para pedagang mengantisipasi kenaikan lagi dalam stok minyak mentah AS,
memperburuk kelebihan pasokan global. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk
pengiriman Maret turun USD1,74 atau 5,5 persen menjadi berakhir pada
USD29,88 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini kali pertama WTI
ditutup di bawah USD30 sejak 21 Januari.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan
April, turun USD1,52 atau 4,4 persen menjadi menerap di USD32,72 per
barel dari tingkat penutupan Senin.
"Indikasi-indikasi menunjuk ke penambahan (stok) cukup tebal besok,"
kata Matt Smith dari Clipper Datta, mengacu pada laporan mingguan
Departemen Energi AS yang dijadwalkan pada Rabu.
Sementara para pedagang memperkirakan lebih banyak berita "bearish"
tentang persediaan minyak mentah AS, prospek semacam tindakan
terkoordinasi antara Rusia dan Organisasi Negara-negara Pengekspor
Minyak (OPE) untuk memangkas produksi mereka memudar. "Pekan lalu, beberapa pejabat OPEC dan Rusia mengisyaratkan
kemungkinan pemotongan produksi terkoordinasi, yang membantu dalam
mengangkat harga minyak mentah di atas 34 dolar AS per barel," kata
Robbie Fraser dari Schneider Electric.
"Namun, perdagangan minggu ini telah melihat harga minyak mentah berjangka bergerak secara jelas lebih rendah, karena ada kesadaran bahwa upaya Rusia/OPEC untuk mengangkat harga masih menghadapi kendala signifikan." Rusia mengumumkan pada Selasa bahwa pihaknya memproduksi minyak mentah dan kondensat pada rekor tertinggi pasca-Soviet pada Januari sekitar 18,9 juta barel per hari, karena berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Menambah tekanan di pasar adalah prospek suram untuk permintaan minyak global.
"Data ekonomi yang lemah dari Tiongkok dan AS telah memberikan
tekanan pada harga. Karena, sektor manufaktur di dua negara konsumen
minyak paling penting itu berada dalam resesi, meningkatkan kekhawatiran
tentang permintaan minyak," kata Commerzbank dalam sebuah catatan
klien.
(rzy)
Sumber : http://economy.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.