RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS)
memperpanjang kerugian setelah data dari American Petroleum Institute
menunjukkan persediaan di negara tersebut bertambah.
Dilansir dari CNBC, Rabu 3 Februari 2016, kontrak bulan
depan untuk West Texas Intermediate (WTI) turun menjadi US$29,63 setelah
ditutup di US$29,88 per barel, turun 5,5 persen, atau US$1,74.
Sementara harga minyak Brent untuk pengiriman April turun US$1,79,
atau 5,23 persen, menjadi US$32,43 per barel, setelah menyentuh level
terendah US$32,23, turun 5,9 persen.
Dalam perdagangan empat hari sebelumnya, pasar minyak sempat reli
tajam dengan harga melonjak hampir 20 persen dari posisi terendah yang
pernah terjadi pada pertengahan Januari.
Penguatan itu dipicu setelah Menteri Energi Rusia mengatakan, Arab
Saudi menyarankan pemotongan produksi. Namun harapan itu meredup setelah
tidak ada kesepakatan lanjutan mengenai rencana tersebut.
Bahkan setelah pembicaraan antara Menteri Energi Rusia dan Menteri
Perminyakan Venezuela, Senin gagal menghasilkan rencana yang jelas untuk
mengurangi pengeluaran.
"Untuk alasan apapun, ada banyak harapan, namun karena tidak ada
kesepakatan maka harapan itu lepas," kata John Kilduff, Analis dari
Again Capital LLC di New York.
American Petroleum Institute (API) akan merilis data, menjelang laporan pemerintah pada Rabu.
Exxon Mobil Corp, perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia,
melaporkan laba kuartalan paling rendah dalam satu dekade dan mengatakan
akan memotong 2.016 pengeluaran.
Sementara British Petroleum (BP) melaporkan kerugian tahunan terbesar dan mengumumkan ribuan PHK lagi
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.