RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Pasar saham Asia melemah karena
kekhawatiran akan stabilitas ekonomi telah menempatkan saham-saham
perbankan di Eropa terpuruk. Akibatnya, investor pun memilih untuk
memasukkan dana mereka di aset safe haven.
Ketakutan terjadi, seiring imbal hasil US Treasury jangka panjang
mencapai posisi terendah satu tahun karena harga obligasi naik, yen pun
melonjak ke level tertinggi 15 bulanan, dan emas mencapai level
tertingginya sejak Juni 2015. Penguatan tajam pada yen membuat tekanan pada indeks Jepang Nikkei
N225, yang turun 3,4 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar
Jepang turun 0,8 persen, dan diperkirakan dapat lebih rendah lagi.
"Sentimen terhadap aset berisiko tetap sangat bearish dan harga
mencerminkan pasar yang masih berhitung," kata seorang ekonom senior di
ANZ, Jo Masters, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (9/2/2016). Menurutnya, investor masih menanti keputusan Gubernur Federal Reserve
Janet Yellen terkait kenaikan suku bunga lanjutan. Menurutnya, Yellen
perlu menemukan optimisme tanpa terlalu hawkish dan perlu berhati-hati
untuk tetap menjaga inflasi.
"Hawkishness atau dovishness bisa dengan mudah memperburuk arus
sell-off, dan membuat pengetatan pada kondisi keuangan lebih lanjut,"
tambahnya. Wall Street, Dow Jones, kehilangan 1,1 persen, sedangkan S&P 500
turun 1,42 persen dan Nasdaq melemah 1,82 persen. Sementara di Eropa,
indeks FTSEurofirst 300 FTEU3 turun 3,4 persen ke level terendah sejak
akhir 2013.
(mrt)
Sumber : http://economy.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.