Rabu, 08 Juni 2016

Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Tekan Harga Emas

Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA -  Harga emas turun tipis pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Faktor penekan harga emas adalah pernyataan dari Gubernur Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed pada Senin kemarin.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (8/6/2016), harga emas ditutup turun tipis 40 sen menjadi US$ 1.247 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan Selasa ini, harga emas sempat menyentuh level terendah di US$ 1.236,60 per troy ounce.

Penekan harga emas adalah pernyataan dari Gubernur The Fed Janet Yellen. Pada Senin kemarin ia berpidato bahwa the Fed masih tetap berpegang pada rencananya untuk menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga tersebut tidak akan dilakukan secara drastis namun akan dijalankan secara bertahap atau gradual.

Dalam pidato tersebut, Yellen belum memberikan rambu-rambu yang jelas berapa besar kenaikan suku bunga akan dilakukan dan juga kapan kenaikan tersebut akan dilakukan.

Pidato Yellen ini setelah keluarnya data tenaga kerja yang cukup suram pada akhir pekan lalu. Pelaku pasar melihat bahwa data tenaga kerja yang tidak begitu bagi tidak mempengaruhi langkah Bank Sentral AS untuk mengubah kebijakan moneter.

Harga emas pun langsung tergelincir setelah Yellen mengeluarkan pernyataannya. Harapan akan kenaikan suku bunga kembali menguat.

Jika sebelumnya pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga akan dilakukan pada Juni, dengan adanya pelemahan data tenaga kerja tersebut membuat perkiraan kenaikan suku bunga bergeser ke Juli.

Head Precious-Metals Dealer di Alliance Financial Frank McGhee mengatakan, pada Jumat pekan lalu pelaku pasar melihat bahwa kemungkinan besar kenaikan suku bunga tidak dalam waktu dekat ini. "Namun setelah pidato Yellen pelaku pasar mengubah persepsi dan melihat bahwa kenaikan suku bunga mungkin Juli nanti," jelas dia.

Dengan kenaikan suku bunga tersebut membuat imbal hasil dari surat utang atau obligasi yang ada juga mengalami kenaikan. Hal tersebut memberikan tekanan kepada emas karena harus bertarung dengan surat utang.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.