![]() |
| Rifan Financindo |
Hal itu berdampak positif terhadap perdagangan rupiah kemarin. Rupiah menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke Rp13.145.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah kemarin merupakan imbas dari munculnya rasa pesimisme pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga AS, sehingga menjadi faktor penguatan rupiah. Sedangkan dari domestik, peningkatan yang terus terjadi terhadap penyerapan dana amnesti pajak juga turut berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
"Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.165 hingga Rp13.125 per dolar AS," ujarnya di Jakarta, Rabu, 21 September 2016.
Menurut Reza, jelang pertemuan The Fed, terlihat laju mata uang dunia cenderung bergerak variatif dengan kisaran tipis terhadap dolar AS. Keadaan tersebut menggambarkan keadaan pelaku pasar yang cenderung wait and see hingga keputusan tersebut keluar.
"Pelaku pasar sendiri memperkirakan, The Fed belum akan menaikkan suku bunga AS di bulan ini seiring masih belum kuatnya data-data ekonomi AS. Termasuk rupiah yang berfluktuasi di kisaran sempit menjelang pertemuan rapat," tuturnya.
Sementara dari dalam negeri, kata Reza, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. BI akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016.
"Sebelumnya kami sampaikan rupiah terlihat bergerak menguat, cenderung terbatas, imbas dirilisnya hasil Inflasi AS," ujarnya.
Hati-Hati IHSG Masih Rawan Konsolidasi
Pergerakan indeks harga saham gabungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu, 21 September 2016, belum
terlepas dari fase konsolidasi setelah turun sebesar 19,34 poin (0,36
persen) ke level 5.302 pada penutupan perdagangan kemarin.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya
mengatakan, koreksi kemungkinan terjadi pada perdagangan hari ini, tapi
masih dalam rentang batas wajar. Sebab, tekanan yang terjadi masih
terlihat bersifat wajar.
"IHSG dan konsolidasi, dua kata yang masih erat hubungannya dalam
beberapa waktu belakangan ini, pola pergerakan masih terlihat berada
dalam rentang konsolidasi wajar," ujarnya di Jakarta.
Menurutnya, target batas bawah di level 5.245 masih terlihat akan
cukup kuat bertahan. Sedangkan, target batas atas terdekat berada pada
level 5.358.
Perkiraan tersebut, kata William, terlihat lantaran pasar sedang
menanti pengumuman rilis data perekonomian baik domestik maupun global.
"Mengingat kondisi jangka panjang pasar masih berada dalam jalur tren
naik. Koreksi wajar dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan
akumulasi pembelian bagi investor. Hari ini IHSG berpotensi menguat,"
tuturnya.
Dia merekomendasikan saham-saham hari ini agar diakumulasi oleh para
investor, di antaranya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Negara
Indonesia Tbk (BBNI), PT Gas Negara Tbk (PGAS), PT HM Sampoerna Tbk
(HMSP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank
Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.