PT RIFAN FINANCINDO - Federal Reserve atau the Fed memutuskan untuk tidak mengubah tingkat
suku bunga acuan pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Namun
demikian, the Fed memberikan sinyal kemungkinan untuk mengetatkan
kebijakan moneter pada akhir 2016 ini karena pasar tenaga kerja membaik.
Dalam pertemuan FOMC Meeting 20-21 September, terdapat beberapa poin penting yang dihasilkan. Pertama, the Fed menilai kegiatan ekonomi AS telah meningkat dan data tenaga kerja terbilang solid dalam beberapa bulan terakhir ini. Kedua, kasus untuk menaikkan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) terbilang kuat.
Dalam pertemuan FOMC Meeting 20-21 September, terdapat beberapa poin penting yang dihasilkan. Pertama, the Fed menilai kegiatan ekonomi AS telah meningkat dan data tenaga kerja terbilang solid dalam beberapa bulan terakhir ini. Kedua, kasus untuk menaikkan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) terbilang kuat.
Ketiga, komite the Fed memutuskan untuk saat ini tidak menaikkan suku
bunga sampai ada lebih banyak bukti dari progres data kerja dan tingkat
inflasi. Keempat, keputusan pengambilan suara berada di posisi 7-3.
Kesemuanya itu membuat keputusan untuk suku bunga tidak berubah.
"Pasar ekuitas menikmati keputusan the Fed yang mempertahankan tingkat suku bunga. Imbal hasil dua tahun bergerak dan menyentuh level tertinggi melihat kenaikan suku bunga di Desember sudah di depan mata," kata Market Strategyst at Prudential Financial, Newark, New Jearsey Quincy Krosby, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/9/2016).
Sebelumnya, para pembuat kebijakan di Federal Reserve atau the Fed diperkirakan untuk kembali memangkas proyeksi mengenai tingginya kenaikan tingkat suku bunga. Sebab, hal itu membutuhkan output dari perekonomian, produktivitas, dan gerak inflasi yang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan dekade terakhir.
Ini akan menjadi kali keempat dalam 15 bulan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) telah dipaksa untuk mengakui bahwa tingkat estimasi kenaikan berada pada tingkat normal dan terlalu optimistis, yang memunculkan pertanyaan tentang kesehatan ekonomi di masa-masa mendatang.
Saat ini, the Fed masih bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di level rendah dan neraca keuangan yang besar atas obligasi berkelanjutan yang diharapkan bisa mendorong perekonomian. Beberapa pejabat the Fed menyarankan untuk memotong prediksi atas kenaikan suku bunga jangka panjang pada minggu ini di pertemuan kebijakan moneter.
"Pasar ekuitas menikmati keputusan the Fed yang mempertahankan tingkat suku bunga. Imbal hasil dua tahun bergerak dan menyentuh level tertinggi melihat kenaikan suku bunga di Desember sudah di depan mata," kata Market Strategyst at Prudential Financial, Newark, New Jearsey Quincy Krosby, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/9/2016).
Sebelumnya, para pembuat kebijakan di Federal Reserve atau the Fed diperkirakan untuk kembali memangkas proyeksi mengenai tingginya kenaikan tingkat suku bunga. Sebab, hal itu membutuhkan output dari perekonomian, produktivitas, dan gerak inflasi yang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan dekade terakhir.
Ini akan menjadi kali keempat dalam 15 bulan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) telah dipaksa untuk mengakui bahwa tingkat estimasi kenaikan berada pada tingkat normal dan terlalu optimistis, yang memunculkan pertanyaan tentang kesehatan ekonomi di masa-masa mendatang.
Saat ini, the Fed masih bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di level rendah dan neraca keuangan yang besar atas obligasi berkelanjutan yang diharapkan bisa mendorong perekonomian. Beberapa pejabat the Fed menyarankan untuk memotong prediksi atas kenaikan suku bunga jangka panjang pada minggu ini di pertemuan kebijakan moneter.
( http://ekonomi.metrotvnews.com )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.