PT RIFAN FINANCINDO - Emas
mungkin berada di dalam masa yang sulit pada kuartal terakhir ini
seiring kandidat Partai Republik Donald Trump sekarang memiliki peluang
40 persen untuk memenangkan pemilihan presiden dan investor akan bersiap
untuk kemungkinan kenaikan suku bunga AS, menurut Citigroup Inc.
Volatilitas bullion
dan pasar valuta asing mungkin meningkat, menurut laporan komoditas dari
bank seiring meningkatnya peluang kemenangan Trump melawan Capres dari
Demokrat Hillary Clinton pada bulan November dari peluang sebelumnya
sebesar 35 persen. Ada kemungkinan untuk satu kenaikan suku bunga AS
pada akhir tahun, katanya. Jajak pendapat terbaru Bloomberg Politics
untuk Trump dan Clinton tidak bergerak berarti sebelum debat hari ini.
Bullion telah rally 26
persen pada tahun 2016, rebound dari tiga tahun penurunannya, seiring
lingkungan suku bunga rendah atau negatif telah mendorong permintaan.
Ketidakpastian politik juga memainkan peran, dengan keputusan Inggris
untuk keluar dari Uni Eropa memacu permintaan haven. Para analis
termasuk yang berbasis di Singapura DBS Group Holdings Ltd telah
mengatakan bahwa pemilu AS dapat menopang harga di tengah kekhawatiran
tentang implikasi yang mungkin terjadi apabila Trump terpilih menjadi
presiden.
"Perolehan angka dalam
polling sudah mulai mengetat menjelang pemilihan presiden AS November
nanti, dan Citi telah meningkatkan probabilitas untuk kemenangan Trump,"
kata bank tersebut dalam catatannya. "Kami mengharapkan kemenangan
Trump akan menghasilkan volatilitas yang lebih tinggi untuk emas dan
forex, yang pada gilirannya akan menyebabkan volume yang lebih tinggi
pada logam mulia lainnya".
Emas
berada di level $ 1,337.23 per ounce pada pukul 12:57 siang waktu
London hari Senin, dengan Citigroup melihat emas berjangka akan berada
di level $ 1,350 dalam basis tiga bulan dan $ 1.270 dalam enam bulan
dari basis 12-bulan ke depan. Dalam kasus dasar bank, emas mungkin
berada di level $ 1.320 pada kuartal terakhir, atau $ 1.425 dalam kasus
bull, yang termasuk kemungkinan menang Trump.
Capres dari Republik
dan Demokrat masing-masing mendapatkan 46 persen secara head-to-head di
jajak pendapat nasional terbaru Bloomberg Politics, sementara Trump
kemudian meraih 43 persen dan Clinton 41 persen bila calon pihak ketiga
disertakan.
Trump telah terbukti
tangguh sebagai kandidat yang tidak konvensional, bersumber pada
kontroversi pernyataannya selama masa kampanye. Di antara usulan-usulan
kebijakannya, dia menyerang kebijakan perdagangan AS dan mengancam untuk
membangun dinding di sepanjang perbatasan dengan Meksiko.
Para calon bersiap
untuk melakukan debat di Hofstra University di Hempstead, New York,
Senin, suatu peristiwa yang diperkirakan menjadi salah satu peristiwa
televisi yang paling banyak ditonton dalam sejarah AS. Secara nasional,
Clinton memimpin Trump dengan rata-rata 2,5 persen, menurut jajak
pendapat dilacak oleh situs RealClearPolitics.
"Kasus dasar Citi
yakni untuk kemenangan Clinton dan sebagian besar kontinuitas dalam
kebijakan, yang akan membuat ekspektasi pertumbuhan AS dan global
relatif tidak berubah," kata bank, yang selain itu menggambarkan pemilu
AS sebagai hal "yang sangat aneh.
"Namun, kemenangan
Trump menjadi ˜wildcard™ yang Citi harapkan akan terjadi, bersama dengan
terus berlangsungnya ketidakpastian dari Brexit dan di tempat lain yang
mungkin menutup prospek kenaikan pertumbuhan global di sisa tahun ini,"
katanya. (sdm)
Sumber: Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.