RIFAN FINANCINDO - Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(USD) masih berpotensi bergerak sideways di tengah minimnya sentimen positif.
Nilai tukar rupiah akan bergerak di posisi support Rp13.020 per USD dan
resisten Rp12.976 per USD.
"Minimnya sentiment positif dan nilai tukar rupiah akan bergerak sideways di hari ini," ucap Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, seperti dikutip dari hasil risetnnya, di Jakarta, Senin (10/10/2016).
Reza menerangkan, nilai tukar rupiah mampu bertahan
di area support sebelumnya pada akhir pekan kemarin, tapi pelaku pasar
mulai kehabisan sentimen positif terkait amnesti pajak sehingga menyebabkan
nilai tukar rupiah cenderung bergerak flat.
"Bergerak datar, tapi mampu kembali naik tipis. Penguatan terbatas ini setelah pelaku pasar wait and see jelang rilis beberapa data ekonomi di Amerika Serikat (AS)," tegas Reza.
Mata uang negeri Paman Sam, sambung Reza, bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul komentar hawkish pejabat the Fed. USD menguat setelah pernyataan Presiden Federal Reserve bagian Cleveland Loretta Mester yang mengatakan perekonomian AS sudah siap untuk kenaikan suku bunga.
"Gerak USD Indeks terlihat menuju penguatan 0,33 persen sehingga menyebabkan adanya aksi jual dari berbagai mata uang dunia. Laju GBP terus bergerak menurun dan kini berada di posisi terendah dalam 31 tahun terakhir setelah langkah Inggris yang semakin komprehensif untuk keluar dari Uni Eropa," pungkas Reza.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bertahan di area support barunya di area Rp13.000 per USD. Keadaan ini tentu membuat pelaku pasar kembali yakin akan adanya kabar baik jelang dirilisnya kinerja emiten di kuartal III yang diharapkan mampu lebih baik daripada periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Bergerak datar, tapi mampu kembali naik tipis. Penguatan terbatas ini setelah pelaku pasar wait and see jelang rilis beberapa data ekonomi di Amerika Serikat (AS)," tegas Reza.
Mata uang negeri Paman Sam, sambung Reza, bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul komentar hawkish pejabat the Fed. USD menguat setelah pernyataan Presiden Federal Reserve bagian Cleveland Loretta Mester yang mengatakan perekonomian AS sudah siap untuk kenaikan suku bunga.
"Gerak USD Indeks terlihat menuju penguatan 0,33 persen sehingga menyebabkan adanya aksi jual dari berbagai mata uang dunia. Laju GBP terus bergerak menurun dan kini berada di posisi terendah dalam 31 tahun terakhir setelah langkah Inggris yang semakin komprehensif untuk keluar dari Uni Eropa," pungkas Reza.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bertahan di area support barunya di area Rp13.000 per USD. Keadaan ini tentu membuat pelaku pasar kembali yakin akan adanya kabar baik jelang dirilisnya kinerja emiten di kuartal III yang diharapkan mampu lebih baik daripada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sumber : http://ekonomi.metrotvnews.com








0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.