Kamis, 30 Maret 2017

Harga Emas Turun Tersengat Penguatan Dolar AS

RIFAN FINANCINDO - Harga emas melemah didorong penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan dolar AS ditopang dari sentimen britain exit (Brexit) yang membuat euro tertekan.

Harga emas untuk pengiriman April turun US$ 1,9 atau 0,2 persen ke level US$ 1.253,70 per ounce. Penurunan ini terjadi usai harga emas sentuh level tertinggi dalam 1 bulan.

Sedangkan harga emas untuk Juni, dan termasuk aktif diperdagangkan melemah 0,2 persen ke level US$ 1.256,80. Harga perak cenderung mendatang ke level US$ 18.252 per ounce.

Indeks dolar AS naik 0,3 persen ke level di atas 100. Sedangkan bursa Amerika Serikat (AS) cenderung bervariasi dengan indeks saham Dow Jones turun.

"Indeks dolar AS di atas 100, dan harga emas di atas US$ 1.250. Saya tidak yakin harga emas akan ke US$ 1.200. Harga emas dapat ke level US$ 1.300 seiring stok emas dapat mendorong penguatan harga emas yang didukung aksi beli," ujar Peter Spina Chief Executive Officer Goldseek.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (30/3/2017).

Harga emas tertekan juga didorong pemerintah Inggris secara formal telah mulai proses brexit. "Euro melemah imbas Brexit. Ketidakpastian pertumbuhan Uni Eropa dan tren nasionalisme menjadi isu ekonomi. Ini membuat dolar AS menguat sehingga menekan harga emas," kata dia.

Spina menambahkan, euro dapat kembali tertekan dalam sebulan ke depan. Ini berdampak negatif terhadap emas lantaran penguatan dolar AS.

Sementara itu, sejumlah pelaku pasar juga mencermati data ekonomi AS. Ini untuk mengetahui kapan bank sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) kembali naikkan suku bunga. Dengan kenaikan suku bunga pada Maret, ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga lebih dari dua kali pada 2017. Sentimen itu juga mempengaruhi harga emas.


IHSG Terus Cetak Level Tertinggi, Simak Saham Pilihan Ini 

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didukung aliran dana investor asing masih terus masuk ke pasar modal Indonesia.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih dalam rentang konsolidasi dengan indikasi kenaikan cukup besar.

Level support IHSG bertahan sehingga dapat kembali dongkrak IHSG ke level tertinggi. Ini didukung aliran dana investor asing masih terus masuk ke pasar modal Indonesia. Tercatat dana investor asing masuk mencapai Rp 1,32 triliun dalam dua hari sejak 27 Maret 2017. Aliran dana investor asing ini, menurut William dapat mendorong IHSG kembali cetak rekor.

"IHSG berpotensi menguat di kisaran 5.517-5.615," ujar William, Kamis (30/3/2017).

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan variasi dengan kecenderungan tertekan. IHSG akan berada di kisaran 5.550-5.600.

"Pergerakan IHSG secara teknikal kembali cetak rekor baru dengan bergerak mendekati level 5.600 setelah menguat pada support rata-rata tujuh harian. Dengan pergerakan yang cenderung pada area jenuh beli," jelas dia.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, strategi ketika IHSG sedang terus menuju level tertinggi dapat menjual saham-saham sudah mahal secara valuasi. Pelaku pasar dapat pindah ke saham-saham yang masih memiliki valuasi murah.

"Sektor saham konstruksi dan properti masih murah. Saham-sahamnya ada PTPP dan PT Ciputra Development Tbk untuk diakumulasi," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, aliran dana investor asing juga masih akan masuk ke pasar saham Indonesia. Hal ini mengingat ekonomi Indonesia sudah membaik terutama anggaran belanja negara yang rasional dan konservatif pada 2017. "Selain itu, harga komoditas juga menguat, sehingga berpotensi mendorong tercapainya penerimaan negara," kata dia.

Ditambah, siklus kredit macet atau non performing loan (NPL) mencapai puncak pada kuartal IV 2016. Seiring penurunan NPL, Bima memperkirakan kredit tumbuh tinggi. Kemudian ada sentimen harapan kenaikan surat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional S&P.

Untuk rekomendasi saham, Lanjar memilih saham PT Timah Tbk (TINS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sedangkan William memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

( liputan6.com )


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.