Rabu, 22 Maret 2017

Pelemahan Dolar AS Dukung Reli Harga Emas

RIFAN FINANCINDO -  Harga emas terus naik dan mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir pada perdagangan Selasa ini. Memudarnya harapan akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Mengutip Reuters, Rabu (22/3/2017), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke level US$ 1.244,48 per ounce. Level tersebut mendekati harga tertinggi yaitu US$ 1.247,60 yang ditorehkan pada 2 Maret lalu. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman April ditutup naik 1 persen pada US$ 1.246,50.

Pelemahan dolar AS akibat pupusnya harapan pelaku pasar akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Dolar AS jatuh ke level terendah dalam enam pekan terakhir.

The Fed memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga tidak akan agresif. Padahal sebelumnya para pelaku pasar berharap bahwa kenaikan bunga acuan tersebut bisa lebih cepat dari perhitungan awal.

Sinyal dari the Fed tersebut membuat dolar AS tertekan dan memberikan keuntungan kepada harga emas. Biasanya memang gerak harga emas berkebalikan dengan dolar AS. Dengan pelemahan dolar AS akan membuat pelaku pasar yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS akan lebih untung.

"Setelah tertekan cukup dalam pada bulan kemarin, harga emas sangat terbantu dengan kenaikan suku bunga yang tidak terlalu agresif ini," jelas analis Mitsubishi Jonathan Butler.

Harga emas memang telah meningkat sejak Rabu pekan lalu, terpicu melemahnya dolar AS usai the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. 


Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Kembali Tekan Harga Minyak

Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Harga minyak mentah AS melemah ke level terendah sejak November karena kekhawatiran tumbuhnya pasokan baru di tengah pembicaraan perpanjangan kesepakatan pemotongan pasokan.

Mengutip Reuters, Rabu (22/3/2017), harga minyak jenis Brent yang merupakan patokan dunia untuk pengiriman Mei turun 66 sen atau 1,3 persen dan menetap di angka US$ 50,96 per barel. Angka ini merupakan harga terendah sejak 14 Maret 017.

Sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 88 sen atau 1,8 persen dan menetap di US$ 47,34 per barel. Angka tersebut merupakan harga terendah sejak 29 November 2016.

Penurunan harga minyak ini karena kehawatiran dari pelaku pasar bahwa pasokan minyak terus meningkat jauh di atas kebutuhan pasar. Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan beberapa negara produsen minyak non-OPEC pada 30 November kemarin sepakat untuk memangkas produksi 1,8 juta barel per hari dari periode awal Januari hingga akhir Juni.

Pemangkasan produksi ini untuk menahan kejatuhan harga minyak ke level yang lebih rendah karena produksi yang lebih tinggi dibanding dengan permintaan. Namun menurut analisis dari Goldman Sachs, kesepakatan pemotongan produksi tersebut tidak bisa menutup kelebihan produksi karena adanya beberapa pembangunan sumur baru dari negara-negara yang tidak ikut dalam kesepakatan.

"Ada beberapa negara yang tidak ikut dalam kesepakatan justru melakukan produksi besar-besaran," jelas analis energi dari ION Energy, Houston, AS, Kyle Cooper.

Oleh karena itu, beberapa analis mengatakan bahwa kesepakatan untuk megurangi atau memangka produksi buruh waktu lebih panjang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Bahkan jika perlu pemangkasan produksi dilakukan dalam satu tahun penuh sehingga tujuan jangka panjang untuk mendorong kembali harga minyak bisa terwujud.

OPEC sendiri akan kembali mengadakan pertemuan dalam waktu dekat ini untuk membahas mengenai rencana perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi. Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di OPEC memberikan sinyal positif untuk tetap memperpanjang pemotongan produksi. Namun beberapa negara di luar OPEC seperti Rusia belum memberikan tanggapannya. 

Sumber : liputan6.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.