RIFANFINANCINDO - Kurs dolar AS berakhir lebih rendah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB, 23 Maret 2017), tertekan meningkatnya keraguan tentang potensi laju kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
Bank sentral AS, Federal Reserve, telah memutuskan menaikkan kisaran target suku bunga acuan federal funds sebesar 25 basis poin menjadi 0,75-1,0 persen pada Rabu, 15 Maret 2017.
The Fed juga mengatakan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga akan naik menjadi sekitar 1,4 persen pada akhir 2017, tidak berubah dari perkiraan semula, menyiratkan dua kali lagi kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Sejak saat itu, greenback telah berada di bawah tekanan karena The Fed gagal memberikan sinyal kecepatan yang lebih cepat untuk kenaikan suku bunga acuan selanjutnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15 persen menjadi 99,659 pada akhir perdagangan Rabu, 22 Maret 2017.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0804 dolar AS dari 1,0802 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2485 dolar AS dari 1,2483 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7681 dolar AS dari 0,7699 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,87 yen Jepang, lebih rendah dari 111,88 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS merosot menjadi 0,9916 franc Swiss dari 0,9942 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3343 dolar Kanada dari 1,3348 dolar Kanada.
Bank sentral AS, Federal Reserve, telah memutuskan menaikkan kisaran target suku bunga acuan federal funds sebesar 25 basis poin menjadi 0,75-1,0 persen pada Rabu, 15 Maret 2017.
The Fed juga mengatakan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga akan naik menjadi sekitar 1,4 persen pada akhir 2017, tidak berubah dari perkiraan semula, menyiratkan dua kali lagi kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Sejak saat itu, greenback telah berada di bawah tekanan karena The Fed gagal memberikan sinyal kecepatan yang lebih cepat untuk kenaikan suku bunga acuan selanjutnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15 persen menjadi 99,659 pada akhir perdagangan Rabu, 22 Maret 2017.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0804 dolar AS dari 1,0802 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2485 dolar AS dari 1,2483 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7681 dolar AS dari 0,7699 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,87 yen Jepang, lebih rendah dari 111,88 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS merosot menjadi 0,9916 franc Swiss dari 0,9942 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3343 dolar Kanada dari 1,3348 dolar Kanada.
Analis: Rupiah Diprediksi Cenderung Melemah
Kepala Riset Bina Artha Securities Reza Priyambada mengatakan, pada perdagangan valuta asing hari ini, diperkirakan kurs rupiah akan cenderung melemah.
"Seperti pergerakan historis sebelumnya, adanya pelemahan biasanya akan diikuti dengan pelemahan lanjutan. Laju Rupiah kami perkiraan dapat bergerak variatif cenderung melemah," kata Reza Priyambada dalam pesan tertulisnya, Kamis, 23 Maret 2017.
Reza memperkirakan, pada perdagangan hari ini rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp 13.360 dan resisten Rp 13.290.
Adapun pada perdagangan kemarin pergerakan rupiah kembali melemah. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, rupiah ditutup turun 27 poin atau 0,2 persen ke level Rp 13.335 dari sebelumnya di level 13.308.
Menurut Reza, pergerakan Rupiah hingga pertengahan pekan ini mulai terlihat berkurang penguatannya. Meski laju dolar AS masih menunjukan pelemahan dan berimbas pada terapresiasinya laju yen Jepang, namun penguatan yen Jepang yang cukup signifikan memberikan alternatif pilihan transaksi lain. Sehingga permintaan terhadap yen Jepang pun meningkat.
Selain itu, laju rupiah yang telah menguat dalam beberapa hari sebelumnya juga dimanfaatkan pasar untuk aksi ambil untung atau take profit, sehingga berimbas pada pelemahan.
"Seperti pergerakan historis sebelumnya, adanya pelemahan biasanya akan diikuti dengan pelemahan lanjutan. Laju Rupiah kami perkiraan dapat bergerak variatif cenderung melemah," kata Reza Priyambada dalam pesan tertulisnya, Kamis, 23 Maret 2017.
Reza memperkirakan, pada perdagangan hari ini rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp 13.360 dan resisten Rp 13.290.
Adapun pada perdagangan kemarin pergerakan rupiah kembali melemah. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, rupiah ditutup turun 27 poin atau 0,2 persen ke level Rp 13.335 dari sebelumnya di level 13.308.
Menurut Reza, pergerakan Rupiah hingga pertengahan pekan ini mulai terlihat berkurang penguatannya. Meski laju dolar AS masih menunjukan pelemahan dan berimbas pada terapresiasinya laju yen Jepang, namun penguatan yen Jepang yang cukup signifikan memberikan alternatif pilihan transaksi lain. Sehingga permintaan terhadap yen Jepang pun meningkat.
Selain itu, laju rupiah yang telah menguat dalam beberapa hari sebelumnya juga dimanfaatkan pasar untuk aksi ambil untung atau take profit, sehingga berimbas pada pelemahan.
Sumber : tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.