Rabu, 31 Mei 2017

Manjakan Investor, Vietnam Berencana Buka Zona Ekonomi Khusus

RIFANFINANCINDO - Vietnam berencana membuka tiga zona ekonomi khusus yang menawarkan insentif lebih besar kepada investor. Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung menambahkan, kawasan tersebut nantinya juga memangkas batasan sehingga membuat investor lebih leluasa menjalankan roda bisnisnya.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/5/2017) investasi langsung, terutama di bidang manufaktur telah menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di Vietnam. Tahun lalu jumlahnya mencapai rekor yakni USD15,8 miliar dan telah meningkat 6% dalam lima bulan tahun 2017, dibandingkan tahun sebelumnya.

Zona ekonomi khusus tersebut direncanakan berada di Utara, Pusat dan Selatan dengan luas sebesar 1.650 km, menurut Menteri Nguyen Chi Dung kepada Reuters dalam sebuah wawancara. Terang ia zona khususnya akan berada pada provinsi Quang Ninh, pusat kota Khanh Hoa Provinsi serta provinsi selatan Phu Quoc

Persetujuan dari pembuat Undang-undang (UU) untuk mendukung hal tersebut diharapkan rampung pada akhir tahun 2017. Nguyen Tan Dung mengatakan, zona tadi akan bebas dari peraturan-peraturan lokal untuk membuat mereka bersaing secara internasional.

"Ini akan menjadi daya tarik besar untuk investasi dan investasi akan meledak tahun depan. Hal ini bakal menjadi luar biasa, ketika segala sesuatunya dimudahkan dan gratis serta dan menguntungkan dalam setiap aspek," ungkap Dung.

Vietnam Terus Manjakan Investor

Hingga saat ini Vietnam telah memiliki 18 zona ekonomi, yang dimana menawarkan insentif bagi investor. Mulai dari tarif gratis, serta pemotongan pajak untuk membuat biaya menjadi lebih rendah. Selain itu didukung oleh 325 kawasan industri dengan insentif yang lebih sedikit.

Sebuah survei penelitian ANZ tahun lalu menerangkan investor menyambut positif terkait kawasan industri, lantaran insentif pajak dan kemudahan Bea Cukai. Okupansi dalam operasional industri mencapai lebih dari 70%.

Pemerintah Vietnam pekan ini mengulang target pertumbuhan ekonomi tahunan di posisi 6,7%, meskipun dalam tiga tahun terakhir lebih rendah dari 5,1% di kuartal pertama. Dung menekankan pemerintah percaya diri mencapai target pertumbuhan 2017 karena dipengaruhi pertumbuhan kredit, peningkatan sektor pariwisata dan meningkatnya jumlah bisnis baru. ( sindonews.com )

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.